Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

FITNAH LEBIH KEJAM DARIPADA PEMBUNUHAN



Di salah satu tayangan sinetron remaja "Islam" yang menghalalkan pacaran, ada dialog tentang "fitnah itu lebih besar dari pembunuhan". Konteksnya adalah si cowok mengakui cewek berjilbab yang jadi bintang utama sebagai pacarnya. Yang hebatnya lagi si cewek berjilbab itu menyampaikan dalil di surat al Baqarah ayat 218. Pokoknya meyakinkan banget deh.. Yang namanya fitnah sama dengan atau diartikan kabar bohong.

Peristiwa yang sama juga pernah terjadi pada diri saya sendiri waktu nge-share foto2 pesta rakyat nya pak presiden yang ditengarai banyak kondom-kondom bekas berserakan. Salah seorang pencinta sang presiden protes, bilang bahwa foto itu foto lain, tepatnya temuan kondom itu ada di toilet gedung DPR. Kemudian dengan meyakinkannya, dia menyampaikan dalil "fitnah lebih kejam daripada pembunuhan". Bahkan pake nanya hukumnya pula ke saya. Saya akui kesalahan saya, tapi saya tanya balik, "ngerti gak maksud nya fitnah di ayat itu yang sebenarnya." Persis kayak yang dicintainya.. Planga plongo doang bisanya.. Benar kata Nabi SAW, "Seseorang bersama yang dicintainya.."

Sebelum masuk pada pengertian agama, ada baiknya kita mengetahui pengertian fitnah sebagaimana yang banyak dipahami oleh umum. Menurut Wikipedia: 

Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cobaan" atau "ujian".
( http://id.wikipedia.org/wiki/Fitnah )

Sedangkan fitnah menurut Islam yang cukup lengkap bisa dilihat di: 
http://www.nahimunkar.com/beda-arti-fitnah-bahasa-indonesia-dan-fitnah-dalam-islam/

Saya akan bahas sedikit fitnah sebagaimana yang dimaksud dalam al Quran yang banyak disalahtafsirkan yaitu "fitnah lebih besar/dahsyat dari pembunuhan". Pembicaraan yang terkait  dua ayat tersebut ada dalam satu surat, yaitu di surat Al Baqarah ayat 191 dan 217. Supaya tidak keliru persepsi saya bawakan ayat-ayat yang menyertainya berikut tafsirnya. Untuk tafsir singkat saya mengambil http://www.tafsir.web.id/ . Sedangkan untuk penjelasan yang lebih panjang saya berpedoman pada Tafsir Ibnu Katsir.



وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (١٩٠) وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلا تُقَاتِلُوهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِنْ قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ (١٩١) فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٩٢) وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَلا عُدْوَانَ إِلا عَلَى الظَّالِمِينَ (١٩٣)

190.[9] Dan perangilah di jalan Allah[10] orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas[11]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
191. Bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka[12], dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Makkah). Dan fitnah[13] itu lebih kejam daripada pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram[14], kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikanlah[15] Balasan bagi orang-orang kafir.
192. Tetapi jika mereka berhenti[16], maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[17].
193. Dan perangilah mereka itu, sampai tidak ada fitnah lagi[18], dan ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah[19]. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zalim[20].

[13] Fitnah di ayat ini adalah kekafiran, kemusyrikan dan menghalangi manusia dari jalan Allah. Termasuk juga mengusir kaum muslim dari kampung halamannya, merampas harta mereka dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka beragama. Fitnah tersebut lebih kejam daripada peperangan yang terjadi di tanah haram. Maksud lebih kejam di sini adalah lebih dahsyat mafsadat atau bahayanya.
Dari ayat di atas keluar ka'idah fiqh, "Yurtakabu akhafful mafsadatain lidaf'i a'laahaa" (dilakukan mafsadat yang ringan untuk menolak mafsadat lebih besar).

[18] Sampai tidak ada lagi penindasan kepada kaum muslim dan tidak ada lagi kemusyrikan.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦) يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢١٧) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٢١٨

Terjemah Surat Al Baqarah Ayat 216-218

216.[17] Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Tetapi boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh Jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu[18]. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui[19].
217.[20] Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram[21]. Katakanlah: "Berperang pada bulan itu adalah dosa besar. Tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah[22], kafir kepada Allah, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah[23]. Sedangkan fitnah[24] lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu (kepada kekafiran), jika mereka sanggup[25]. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat[26], dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
218.[27] Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah[28], mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah[29], dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

[24] Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan muslimin. Ada juga yang mengartikan fitnah di sini dengan syirk.

Supaya kita lebih mengerti apa makna fitnah dalam 2 ayat di atas, alangkah lebih baiknya kita mengetahui kejadian atau kondisi apa yang menyebabkan 2 ayat tersebut diturunkan atau dikenal juga dengan asbabun nuzul.

Asbabun nuzul surat al Baqarah ayat 190 adalah:
Diriwayatkan oleh Al-Wahidi dari Al-Kalbi, dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas: Bahwa ayat ini turun berkenaan dengan “Perdamaian di Hudaibiah”, yaitu ketika Rasulullah Saw dicegat oleh kaum Quraisy untuk memasuki Baitullah. Adapun isi perdamaian tersebut antara lain agar kaum muslimin menunaikan umrahnya pada tahun berikutnya. Ketika Rasulullah Saw beserta sahabatnya mempersiapkan diri untuk melaksanakan umrah tersebut sesuai dengan perjanjian, para sahabat khawatir kalau-kalau orang Quraisy tidak menepati janjinya, bahkan memerangi dan menghalangi mereka masuk di Masjidilharam, padahal kaum Muslimin enggan berperang pada bulan haram. Turunnya “Waqatilu fi sabilillahil ladzina…” (Al-Baqarah ayat 190-193) membenarkan berperang untuk membalas serangan musuh.

 [ http://alquran-asbabunnuzul.blogspot.com/2011/11/al-baqarah-ayat-190-193.html ]


Asbabun nuzul surat al Baqarah ayat 217 adalah:
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir, Al-Baihaki dalam sunannya yang bersunber dari Jundub bin Abdillah: Bahwa Rasulullah Saw mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Abdullah bin Jahsy. Mereka berpapasan dan bertempur dengan pasukan musuh yang dipimpin oleh Ibnul Hadlrami, dan terbunuhlah kepala pasukan musuh. Sebenarnya pada waktu itu tidak jelas bagi pasukan Abdullah bin Jarsy, apakah termasuk bulan Rajab, Jumadil Awal, atau Jumadil Akhhir. Kaum Musyrikin menghembus-hembuskan berita bahwa Kaum Muslimin berperang pada bulan Haram. Maka Allah turunkan ayat tersebut (Al-Baqarah : 217).
Kaum Muslimin yang ada di Madinah berkata: “Perbuatan mereka berperang dengan pasukan Ibnul Hadlrami ini mungkin tidak berdosa, tetapi juga tidak akan mendapat pahala”. Maka Allah menurunkan ayat selanjutnya (Al-Baqarah : 218).
[ http://alquran-asbabunnuzul.blogspot.com/2011/12/al-baqarah-ayat-217-218.html ]
Dua ayat di atas menjelaskan tentang dua hal yaitu hubungan antara fitnah dengan peperangan. Mengapa fitnah dapat berakhir dengan peperangan atau kenapa fitnah dapat menjadi sebab peperangan. Pada ayat 190, konteksnya adalah ibadah umroh yang disertai dengan persiapan perang oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka melakukan persiapan ibadah dan juga bersiap siaga jika peperangan dimulai oleh kafir Quraisy. Kekhawatiran mereka untuk tidak melakukan perang di bulan haram padahal bisa jadi mereka yang diserang terlebih dahulu, dijawab oleh Allah SWT dengan ayat ini. Kekufuran dan kemusyrikan mereka serta tindakan mereka menghalang-halangi manusia menuju al Haram, penganiayaan fisik dan merampas harta sudah merupakan alasan yang lebih dari cukup untuk memulai perang. Bahkan rangkaian ayat tersebut ditutup dengan ayat 193 yang berbunyi "Dan perangilah mereka itu, sampai tidak ada fitnah lagi, dan ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah".

Sedangkan ayat 217 didahului dengan pernyataan "Diwajibkan atas kamu berperang". Kata perang di ayat ini memakai kata "qatala" atau membunuh, bukan "jihad" yang arti asalnya adalah bersungguh-sungguh. Artinya ayat ini tidak bisa ditafsirkan lain kecuali berperang menumpahkan darah, bukan dengan bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu, bersungguh-sungguh belajar, mencari nafkah atau hal lain yang bisa diartikan dengan bersungguh-sungguh. Plesetan arti jihad ini secara tidak langsung disinggung oleh ayat ini. Bahwa akan ada sekelompok manusia melakukan penafsiran aneh terhadap jihad sudah diprediksi oleh Allah SWT, bahkan penyebabnya juga dibuka oleh al Quran, yaitu "wa huwa kurhul lakum" (padahal berperang itu dibenci oleh kalian). Bedanya kalau para sahabat membenci perang karena berada di bulan haram yang secara adat dan agama memang dimuliakan, sedangkan di masa sekarang berperang dibenci karena penyakit wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati. Pada asbabun nuzul dijelaskan bahwa Abdullah bin Jahsy memerangi manusia tapi tidak mengetahui persis apakah ia berada di bulan haram atau tidak, karena memang Abdullah bin Jahsy berangkat perang di akhir bulan Jumadal Akhir, mendekati bulan Rajab yang termasuk bulan haram yang empat. Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Abdullah bin Jahsy berperang saat sudah masuk bulan Rajab, hal ini lah yang kemudian diangkat oleh kaum musyrikin, bahwa kaum muslimin tidak menghormati bulan haram. Allah SWT lalu menurunkan ayat ini untuk menjelaskan bahwa fitnah yang dilakukan kaum musyrikin lebih besar (dosanya) daripada peperangan yang dilakukan di bulan haram.


Dari dua ayat di atas jelaslah bahwa makna sebenarnya dari "FITNAH" yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah perbuatan syirk (menyekutukan Allah dengan yang lain dalam ibadah dan meminta pertolongan) dan juga penganiayaan/penindasan terhadap Islam dan kaum muslimin. Dua perbuatan itu, yaitu syirik dan menganiaya mengandung dua keburukan yaitu aspek ubudiyah (peribadahan) dan aspek muamalat (sosial). Jika salah satunya saja dilakukan sudah cukup membuat orang lain mencap orang tersebut buruk apalagi jika kedua hal ini melekat pada satu orang atau kelompok. Satu orang datang ke dukun saja sudah kita anggap "orang gak bener" walaupun mungkin dia terkenal baik di lingkungannya. Ada juga orang yang biasa ke masjid tapi tidak ramah dengan tetangga bisa dianggap "orang  belagu" atau "aliran sesat". Apalagi jika sampai rajin ke dukun dan sombong. Pasti sudah gak ada benernya deh tuh orang. ke dukun tapi baik sama orang, masyarakat masih bisa melihatnya sebagai "sisi baik orang jahat". Demikian juga orang ke masjid tapi nyakitin tetangga masih bisa dianggap sebagai "orang baik yang tidak sempurna". Artinya masyarakat masih bisa mengharapkan satu saat orang ini akan menjadi orang baik beneran. Tapi bayangkan jika masyarakat sudah tidak bisa lagi melihat kebaikan apapun pada orang ini. Mati aja deh lu.. Mungkin cuma itu yang bisa dikatakan oleh masyarakat. 

Hal lain yang bisa kita ambil pelajaran: kaum musyrikin adalah manusia yang tidak takut dengan Allah SWT, karena itu maka mereka lebih tidak takut lagi berbuat zhalim pada manusia. Ketidaktakutan mereka pada Allah bisa disebabkan karena kurangnya ilmu atau sombong terhadap kebenaran sebagaimana yang dilakukan iblis dan fir'aun. Syirik adalah pintu dari segala keburukan. Tidak heran kemudian Islam melakukan pemberantasan kesyirikan ini dengan segala cara, baik dengan pendekatan dakwah yang damai dan lemah lembut, namun pada satu sisi tidak menafikan kekerasan yang mungkin terjadi yang dapat berujung pada peperangan.

 Wallahu a'lam.

Apakah ilmu siluman harimau itu pernah ada atau hanya sekadar sihir yang dilakukan golongan jin dan juga sebagian manusia? Apa untungnya dapat berubah menjadi harimau? Temukan jawabannya di tulisan berikut:


Dapatkan informasi seputar beladiri di sini
Terima kasih telah membaca artikel tentang FITNAH LEBIH KEJAM DARIPADA PEMBUNUHAN di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

4 comments

Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, begitulah yang diperkatakan nabi SAW.

Sebabnya, nabi SAW benci fakta/kebenaran tentang dirinya dan islam dibuka sebab akan ketahuan lah borok dan busuknya.

Nabi SAW pun mengajarkan semua muslim jika fakta/kebenaran dirinya dan islam yang penuh kebusukan itu ada yang mengungkapkannya pada publik maka muslim harus mengatakan itu semua adalah fitnah dan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

Padahal, fitnah masih bisa diperbaiki / diluruskan dengan klarifikasi , komunikasi dan transparansi.

Tapi kematian kafir takkan pernah bisa diperbaiki.

Itulah latar belakang al baqarah 217 "fitnah lebih kejam daripada membunuh".

Nabi SAW lebih suka kafir atau musuh islam terbunuh oleh muslim daripada beliau "difitnah".

Balas
This comment has been removed by the author.
This comment has been removed by the author.

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...




Balas