Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

MAKANATUR RASUL (KEDUDUKAN RASUL) - 1

Memahami kedudukan seseorang menjadi penting agar tidak terjadi kesalahan dalam memperlakukan orang tersebut sesuai dengan kedudukannya. Banyak bencana kemaksiatan yang terjadi saat ini karena ketidakperdulian akan kedudukan seseorang. Misalnya kita boleh memperlakukan atasan kita di kantor seperti teman sebaya atau bahkan anak2 kita, kesalahan yang fatal karena berisiko dipecat. Di sisi lain ada juga yang menempatkan istrinya seperti pembantu rumah tangga, yang terjadi adalah penzhaliman terhadap hak2 istri. Dan sebaliknya memperlakukan sekretaris di kantor seperti istri sendiri, yang terjadi adalah  perselingkuhan. 

Atau bisa juga memperlakukan orang tua sendiri atau mertua sebagai baby sitter anak2 kita. Padahal orang tua kita sudah cukup capek mengurus kita waktu masih kecil dan di usia tuanya masih juga mengurus cucu. Ada juga suami dan ayah yang memperlakukan istri dan anak-anaknya seperti bos di kantor, apa yang diminta isteri dan anak-anaknya harus ada. Saat sudah tidak ada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang bertubi-tubi itu akhirnya sang suami dan ayah tersebut mengambil jalan pintas: korupsi. Kesalahan dalam menempatkan posisi ini dapat mengakibatkan 2 hal, yaitu:
1. Mengambil sesuatu yang bukan haknya, di satu sisi pasti akan terjadi hak orang lain yang terzhalimi
2. Mewajibkan sesuatu yang bukan kewajibannya, dan di sisi yang lain pasti akan mengabaikan kewajiban yang seharusnya dia kerjakan.



Muhammad Rasulullah SAW adalah seorang manusia pilihan, dan semua orang Islam pasti sepakat dengan itu. Namun bagaimana kita berinteraksi dengan berbagai peninggalan beliau adalah satu hal yang wajib kita ketahui, sehingga kita tidak terjebak dalam berlebih-lebihan dalam hal-hal yang tidak pernah dituntut pada kita, atau justru di sisi lain sangat mengabaikan hal-hal yang seharusnya kita lakukan.

Muhammad sebagai seorang hamba dari hamba-hamba Allah ('abdun min 'ibaadillah)

Hal yang harus pertama kali ditanamkan pada diri kita adalah Rasulullah adalah hamba Allah, beliau adalah makhluk ciptaan Allah sebagaimana kita. Beliau bukanlah Sang Pencipta alam raya ini. Oleh sebab itu maka Rasulullah SAW bukan tempat kita mempersembahkan ibadah, bukan pula tempat kita berdoa agar hajat2 kita tertunaikan. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'in (kepadaMu lah kami beribadah dan padaMu lah kami meminta pertolongan) hanyalah hak Allah SWT. Jika ada manusia yang beribadah dan meminta pertolongan pada Rasulullah SAW maka tidak syak lagi yang bersangkutan telah melakukan syirik akbar.

Bagaimana bisa kita berdoa pada Rasulullah SAW sedangkan sudah penuh buku-buku hadits dengan doa-doa yang Rasulullah ajarkan pada kita untuk memohon pada Allah? Bahkan Rasulullah SAW pun mencontohkan bagaimana beliau berdoa, baik pada tiap khutbah jumat sampai dengan sesaat sebelum perang berkecamuk. Bahkan doa Rasulullah SAW sebelum perang Badar dimulai sudah sangat terkenal, "..jika pasukan ini kalah maka Engkau tidak disembah lagi di bumi ini.."

Rasulullah adalah manusia biasa, yang dibuktikan dengan memakan apa yang manusia lain makan dan menafkahi dirinya dengan masuk ke pasar sebagaimana yang dituliskan dalam surat al Furqan ayat 7. Seorang Rasul haruslah manusia, karena ia menjadi contoh untuk manusia lainnya. Tidak ada sedikitpun hal-hal yang dilakukan oleh manusia biasa kecuali beliau melakukannya. Jika ada yang dilakukan manusia itu salah atau kurang tepat, maka tugas Rasulullah adalah melakukan perbaikan dan penyesuaian agar tidak bertentangan dengan ketentuan Allah SWT dan dapat bernilai ibadah di sisiNya. Misalnya soal pernikahan, Rasulullah telah mencontohkan bagaimana bermonogami dengan baik bersama Khadijah selama 27 tahun dan juga bersama Saudah selama 1 tahun. Di samping itu beliau juga memberi contoh bagaimana berpoligami yang baik selama 10 tahun yang bahkan dilakukan bukan saja dengan istri-istri yang berbeda-beda usianya, bahkan juga berbeda suku dan bangsa. Mengapa Rasulullah mencontohkan kedua hal tersebut, karena Rasulullah contoh untuk semua orang. Ada orang yang cukup bahagia dengan satu istri, Rasulullah telah memberi contoh. Untuk orang yang memiliki kebutuhan unik seperti poligami Rasulullah juga memberi teladan terbaik. Intinya kemanapun kita menoleh, maka di situ Rasulullah telah memberi teladan terbaik. Laqad kaana fii Rasululillah uswatun hasanatun liman kaana yarjullaha wal yaumil akhir.. Itulah hak pertama Rasulullah dan kewajiban pertam kita, menjadikan Rasulullah sebagai teladan, karena kita mengharapkan perjumpaan dengan Allah di hari akhir.

Rasulullah seorang manusia biasa, bisa dibuktikan dengan nasab beliau yang bersambung sampai pada Nabi Isma'il ra. dan Nabi Ibrahim ra. Yang menarik adalah banyak dari nenek moyang Rasulullah SAW adalah orang kafir yang jelas kita ketahui keimanannya adalah Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il, di luar itu kita tidak memiliki data yang valid. Namun karena keberkahan dari Rasulullah SAW seluruh nenek moyangnya baik yang beriman maupun yang tidak beriman menjadi kajian sejarah dan keilmuan selam 1400 tahun. Martabat suku Quraisy yang tadinya adalah "kuncen" Ka'bah dan kota Makkah terangkat secara luar biasa dengan hadirnya sosok Rasulullah SAW. Bukan sampai di situ saja bahkan sampai hari ini pun keturunan anak-cucu beliau tetap mendapat tempat terhormat di kalangan kaum muslimin. Padahal seluruh keturunan beliau yang ada pada saat ini adalah keturunan dari garis anak perempuan, sangat bertolak belakang dengan tradisi patriarkhat (bernasab kepada ayah) yang dianut bangsa Arab. Seluruh nasab beliau baik yang di atas maupun di bawah beliau menjadi sangat istimewa karena wahyu yang diturunkan pada beliau.

Kemanusiaan Rasulullah juga dibuktikan dengan banyaknya kitab-kitab ulama yang membicarakan ciri-ciri fisik beliau. Selain keelokan paras wajah dan tanda-tanda kenabian pada fisik beliau, kitab-kitab ulama juga menceritakan bagaimana cara Rasulullah memperlakukan anggota tubuhnya dan bagaimana beliau berpenampilan. Apa saja yang dipelihara (seperti jenggot dan rambut) dan apa saja yang dipotong atau dirapihkan (seperti kumis, kuku, bulu ketiak dan kemaluan) semuanya dijelaskan dengan rinci dan bahkan menjadi bernilai sunnah jika kita melakukannya dengan niat mengikuti teladan beliau. Tidak sampai di situ, bahkan pembicaraan berlanjut bagaimana gaya hidup, pola makan dan terapi-terapi yang Rasulullah lakukan untuk mejaga kesehatan. Ujung akhirnya adalah Rasulullah memiliki badan yang atletis, tidak berperut gendut dan bahkan di usianya yang sudah hampir 60 tahun masih mampu lomba lari dengan Aisyah yang saat itu masih berusia belasan tahun. Sehat, bugar dan enerjik itulah yang dapat kita simpulkan dari ciri fisik Rasulullah. Bahkan gaya hidup dan terapi2 yang pernah Rasulullah SAW jalankan sudah menjadi kajian keilmuan tersendiri yang bernama thibbun nabawi (pengobatan cara Nabi).

Seluruh kegiatan Nabi sebagai manusia biasa dan perjalanannya sebagai hamba Allah inilah yang dinamakan dengan Sirah Nabawiyyah dan telah banyak kitab yang ditulis oleh para ulama terkait masalah ini. Berinteraksi dengan Sirah Nabawiyyah harus bermuara pada Fiqhus Sirah (pemahaman terhadap sirah), karena jika hanya sekadar membaca dan tidak memiliki pemahaman yang integral, maka kita tidak kunjung mampu mengambil suatu pelajaran besar. Pelajaran bahwa kemuliaan seorang hamba adalah karena adanya misi yang dibawa oleh wahyu. Di sisi lain misi yang ada pada wahyu harus digenggam oleh orang-orang terpilih di setiap zaman dan tempat. Tanpa wahyu mungkin Muhammad SAW sampai matinya hanya akan tetap dikenal sebagai orang baik di kota Makkah. Ia dikenal sebagai orang yang menjaga amanah, jujur, tidak pernah bermaksiat. Hanya sampai di situ, dan mungkin kebaikan-kebaikan beliau ini hanya akan terceritakan 1-3 generasi setelahnya, namun lewat dari itu, tidak ada yang mau mengingatnya karena mungkin muncul orang lain lagi dengan kadar kebaikan yang hampir sama dengan yang pernah dilakukan beliau. Artinya kebaikan2 tersebut tidaklah terlalu berharga untuk dapat dituliskan dalam sejarah. Kebaikan-kebaikan atau bahkan keburukan-keburukan seseorang baru berharga jika dikerjakan oleh sosok yang berperan besar dalam sejarah bangsa atau dunia. Inilah sebabnya al Qur'an selain banyak menceritakan Nabi Musa as. juga banyak sekali menjelaskan detail kelakuan dari Fir'aun.

Visi dalam wahyu yang kemudian berusaha diwujudkan di dunia nyata inilah yang membuat seorang medioker (orang biasa) seperti Muhammad menjadi seorang yang sangat berperan dalam peradaban dunia. Bahkan namanya disebut berulang kali dalam tiap shalawat2 yang dibacakan kaum muslimin pada waktu shalat wajib dan sunnah. Disebut juga nama beliau dalam syahadat yang terus menerus dikumandang para muadzin dalam adzan-adzan yang tidak pernah berhenti selama bumi ini berputar.

Jika anda ingin mengukir nama anda dalam sejarah kebaikan, maka cukuplah anda memiliki misi sebagaimana Rasulullah SAW pernah memilikinya dan memperjuangkannya. Mulia tidaknya agama ini tergantung dari seberapa besar keinginan meraih kemuliaan dari kaum muslimin.

bersambung.....

Wallahu a'lam..
Terima kasih telah membaca artikel tentang MAKANATUR RASUL (KEDUDUKAN RASUL) - 1 di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com