Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

Ahok (akhirnya) Jadi Gubernur

Hahahaha... Saya perlu membuka tulisan ini dengan tertawa karena beberapa hari sebelum pelantikan Ahok, BB saya dibanjiri oleh BC yang berisi dukungan pada gubernur DKI Jakarta ini. Dan hal yang paling menarik adalah BC ini berasal dari kawan-kawan saya yang berasal dari warga keturunan China. Hal menarik lainnya adalah cara-cara yang dipakai begitu sistematis, sesuatu yang nanti akan saya jelaskan pada tulisan ini dan hal ini pula yang paling saya suka dari tim media pemimpin negeri ini dan ibu kotanya dalam mencapai tujuan-tujuannya, yaitu dengan memanfaatkan viral effect dari media sosial plus serangan udara dari media mainstream. Sistematis dan terencana, 2 hal ini yang membuat saya dapat menikmati aksi-aksi mereka di dunia maya. Dua hal ini pula yang menunjukkan satu hal yaitu adanya organisasi. Masalah diakui atau tidak itu urusan lain. Organisasi menunjukan adanya tujuan jangka panjang dan pendek, sedangkan tujuan harus dijabarkan dalam strategis dan program yang pasti melibatkan tiga hal, yaitu manusia, uang dan sistem.

Sebelum malah masuk ke mata kuliah manajemen strategik, lebih baik kita langsung bahas materi ini. Saya sampaikan berita-berita yang masuk di BB saya sepekan terakhir terkait pelantikan Ahok yang akan dilantik hari ini. Sebagai pemanasan,  berita ini masuk ke bb saya tanggal 13 November 2014, berita ini untuk mencairkan suasana bahwa Ahok ternyata diterima oleh semua kalangan di Jakarta. Banyak yang memuji aksi-aksinya, pahlawan, dan layak memerintah Jakarta.

Video bagus (y) ,
Org Jakarta yg Pribumi & Non Pribumi Suka sama Ahok Krn Ahok Pejabat Negara Yg Bersih & Tegas , Sampai2 Dibuat Video Lagu Buat Ahok, Silahkan Nonton. http://s220.vuclip.com/3d/b3/3db3266a64b344fd105ea49760fda7ef/ba63207/LaguAHOKBens_3db3_w_2.3gp?c=939054233&u=6086218233&s=BSaPyE&frm=w&testid=2&groupid=2&z=1201

Dan bukan suatu kebetulan pula bahwa di hari senin tanggal 10 November ada demo besar-besaran yang menolak Ahok menjadi gubernur. Demonstrasi ini bukanlah yang pertama, karena FPI sebagai pemrakarsa kegiatan ini secara konsisten telah melaksanakannya tiap jumat selama bulan Oktober 2014. Berita terkait hal ini dapat dilihat di:




Adanya bunyi yang tidak sesuai dengan orkestrasi yang dibangun oleh tim sukses dan tim media tidak akan dibiarkan begitu saja sampai menjadi bola liar yang tidak terkendali. Tim media Ahok dan Jokowi tidak tinggal diam dalam menyikapi hal ini. Hal pertama yang dilakukan adalah tidak melakukan liputan besar-besaran untuk demonstrasi FPI, kalaupun masuk berita di koran, tidak akan masuk di halaman pertama. Mungkin beritanya cukup sebesar kolom Mang Usil di Koran Kompas. Begitu juga untuk liputan di televisi, tidak ada yang mem-blow up berita-berita terkait aksi ini. Bagi rakyat Indonesia sesuatu yang tidak ramai dibicarakan di televisi dan koran berarti bukan hal yang penting. Bandingkan misalnya dengan berita ini:


Entah sudah berapa orang kawan yang memposting berita ini dengan embel-embel "berita gak penting" dan sejenisnya. Mereka berpikir apa tidak lebih baik tim media Jokowi concern terhadap dampak-dampak kenaikan harga BBM atau hal-hal lain yang lebih penting daripada hanya mempublikasikan berita yang sangat tidak penting seperti itu. Tapi intinya, sekali lagi media berhasil membuat sesuatu hal yang besar menjadi "kuman" dan membuat kutu menjadi gajah.

Berita tentang penentangan Ahok menjadi gubernur ini selain dikecilkan secara pemberitaan juga dikecilkan jumlahnya, seolah-olah yang menentang Ahok itu hanya segerombolan manusia. Kalau segerombolan logika yang bermain adalah massa bayaran atau massa sakit hati yang jumlahnya sangat tidak signifikan. Aksi dihadiri oleh ribuan atau bahkan puluhan ribu anggota FPI dan warga Jakarta:

http://www.kanal3.bersama.web.id/read/news/read/2014/11/10/122622/2743795/10/massa-fpi-bergerak-ke-balai-kota-ratusan-polisi-dan-4-water-cannon-siaga

Namun aksi ini dilaporkan cuma ratusan orang dan bahkan TVOne yang melaporkan ribuan, turut dibully dengan "TVOne memang beda" ratusan orang dibilang ribuan.



Menariknya berita "TVOne memang beda" itu tidak ada beritanya, saya tidak begitu mengerti teknik SEO apa yang dipakai, namun berita itu cuma untuk meramaikan halaman satu Google saja.


Selain mengecilkan keberadaan "sekelompok orang yang anti Ahok", terdapat upaya untuk menciptakan persepsi negatif terhadap aksi dengan pemberitaan yang menonjolkan efek "premanisme", seperti aksi rampok minimarket, beritanya:

http://m.kaskus.co.id/thread/54680bd8138b468e1f8b4567/video-biadablaskar-fpi-terekam-cctv-menjarah-isi-toko/1

Hal ini cukup menarik, karena kejadian tersebut terjadi di Makassar tapi dipakai untuk mengeskalasi kebencian terhadap FPI dan menyebar di berbagai media sosial sekitar tanggal 16 November 2014. Berita-berita ini akhirnya sangat mengerucut, FPI adalah sekelompok kecil masyarakat yang sakit hati karena tidak terakomodir oleh sistem, ditambah pula indikasi premanisme. Sehingga keberadaan mereka tidak perlu menjadi perhatian publik dan bahkan harus disingkirkan dari pentas sosial politik Indonesia. Di bawah ini adalah berita-berita terkait isu pembubaran FPI, bahkan untuk media sebesar Liputan 6 sampai mengiklankan berita ini di Google, hehehe... Penting banget ya berita soal FPI sampe dibela-belain ngiklan? Logika iklan adalah akan ada pemasukan yang lebih besar dari biaya iklan yang dikeluarkan..




Ini juga rentetan berita yang sangat sistematis, Ahok selalu memakai alibi yang susah untuk ditolak sebagaimana nanti juga dipakai untuk membenarkan tindakannya melarang kegiatan Qurban di SD. Alibi itu adalah "menimbulkan keresahan dan ketakutan", kalau kurban dikatakan "mengganggu psikologis mrk dlm belajar di sekolah". Umpan ini kemudian langsung di-smash oleh Mendagri yang notabene berasal dari PDIP:

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/10/19133581/Begini.Surat.Rekomendasi.Pembubaran.FPI.yang.Dibikin.Ahok.

http://nasional.kompas.com/read/2014/11/11/12223411/Mendagri.Siap.Proses.Surat.Rekomendasi.Pembubaran.FPI.dari.Ahok

Asyik ya... Makanya nikmati saja...

Hal kedua adalah membuat pendekatan yang lebih mudah dicerna oleh masyarakat bahwa Ahok memang layak memimpin Jakarta, caranya adalah dengan membuat lagu yang mengumpak-ngumpak Ahok. Hal mana yang cuma Presiden Soeharto saja yang pernah membuatnya dengan terang-terangan, itu pun dengan hanya menyebut dua kali nama "Soeharto" tidak boros menggunakan kata-kata "Ahok". Bagi mereka yang lahir tahun 70-an mungkin pernah tahu lagu "Bapak Kami Soeharto" yang diciptakan saat kampanye menjelang pemilu 1987 dan masuk dalam salah satu lagu dalam album "Golkar Pilihanku" yang diproduseri oleh alm. Eddy Sud.


Yang menarik adalah, walaupun Golkar dan Pak Harto membuat lagu dan album seperti di atas, namun hal ini dilakukan setelah beliau menjabat sebagai presiden selama 20 tahun, tidak seperti Ahok yang bahkan dilantik saja belum sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Hal ketiga, tentu saja penggunaan media sosial dalam penyebaran lagu tersebut supaya terasa lebih personal dan lebih cepat membangun kepercayaan pembaca, karena disebarkan oleh orang-orang yang notabene adalah kawan-kawan kita sendiri. Belum lagi jika efek viral yang diharapkan akan meledak dan menjadi tren pemberitaan.

Hal keempat, menarik bahwa tim media Ahok sangat percaya diri dengan penonjolan ikon-ikon warga keturunan China. Saya pribadi tidak ada masalah dengan budaya China atau bangsa lain, karena memang setiap suku memiliki keragaman dan keunikan masing-masing yang harus dihargai. Namun dalam kasus ini seakan ada isyarat bahwa ini kemenangan kita. Itupun sebenarnya tidak menjadi masalah bagi saya pribadi karena tiap orang berhak mengekspresikan kegembiraannya dengan cara-caranya yang unik, seperti misalnya Walikota Bandung, Bpk. Ridwan Kamil yang menggunduli kepalanya di depan bobotoh jika Persib jadi juara.

http://news.detik.com/read/2014/11/09/121951/2743052/486/realisasikan-nazar-persib-juara-ridwan-kamil-potong-rambut-nyaris-botak?n991104466

Yang jadi masalah hanya masalah provokasi, ibarat menyiram bensin pada api yang sedang berkobar. Setidaknya menurut saya ada hal yang lebih baik yang dapat dilakukan untuk berpesta pora. Namun saya tidak melihat masalah ini berdiri sendiri, ini juga test case: apa yang akan dilakukan anti Ahok jika hal-hal seperti ini di-launch. Ternyata memang tidak bisa berbuat banyak selain demonstrasi. Demonstrasi paling 1 hari, diguyur water canon atau gas air mata juga bubar. Selesai.

Oke, kita lanjut di hari berikutnya, tepatnya jumat, 14 November 2014 ada BC lagi yang masuk bunyinya:

Islam itu indah, Kristen itu kasih, Katolik itu lembut, Hindu itu cinta, & Budha adalah damai..Tolong jng rusak tali persaudaraan demi kepentingan pribadi.                                 
Saudaraku Muslim,katolik, Kristen, Hindu, Budha...dll
di Era Internet ini, Agama Anda akan mudah dipermainkan. Di YouTube Anda akan menemukan Video yang menghina semua Agama di Planet ini bahkan lebih dari itu. Lalui itu semua.
Abaikan mereka, hanya kelakuan segelintir orang stupid idiot yang dengan bermodalkan Kamera Video,kemampuan Design Grafis dan koneksi internet, mereka akan memicu kerusuhan di seluruh dunia. Mereka memancing Anda agar membunuh satu sama lain.
Hentikan itu semua. Berhenti mengikuti tulisan mereka dan provokasi mereka.
Kebencian dan pertumpahan darah akan terus berlangsung, kecuali Anda berhenti terpancing!
Sebarkan ini,ciptakan kedamaian karena pembalasan adalah hak nya Tuhan.
Saya FORWARD karena saya setuju  Hidup berdampingan dan rukun dengan semua Agama dan Suku, betapa Indahnya.. :)


Untuk meredam aksi reaksi di atas, diluncurkan sebuah BC baru yang berusaha mendinginkan suasana tersebut. Intinya adalah sebagaimana kalimat terakhir: Hidup berdampingan dan rukun dengan semua Agama dan Suku, betapa Indahnya.. :). Cuma tidak ditambahkan saja "siapapun yang menjadi pemimpin/penguasa". Tapi sebenarnya kalimat itu yang hendak diintrodusir, karena sejatinya baru kali ini Jakarta dipimpin oleh non pribumi dan non Islam. Jadi jangan ribut, ciptakan iklim kondusif dan jangan terprovokasi oleh ajakan-ajakan yang mengatasnamakan agama. Pada point ini kita harus jeli, karena sebelumnya berita tentang FPI adalah berita negatif tentang penggunaan simbol-simbol agama untuk urusan politik. Ujungnya adalah siapapun yang menentang Ahok adalah ekstrimis berbaju agama dan suku yang termarjinalkan. Padahal di kata pembuka "Islam itu Indah"... Asyik kan permainan kata-katanya..


Makin mantap perang media ini, dan masih berlanjut di hari sabtu, tanggal 16 November 2014, masuk lagi BC yang lebih meruncing dan mengerucut:

"Ahok For Gubernur DKI JKT"

Dg ini kami "Solidaritas Masyarakat Media Sosial Jakarta"mendukung Basuki Tjahaja Purnama jd Gubernur Jkt 2014-2017 dg Kepemimpinan yg tegas,jujur&bersih. Meskipun ada byk org menyalahkan arti ketegasannya,namun yg paling penting gaya kerasnya tsb semua beralasan,krn Ahok paham betul kondisi di lap,serta punya arah yg jelas dlm membangun Jkt tdk cuma cari sensasi&janji2 belaka.

Adapun isu penting yg jd sorotan publik adalah Kebijakan Instruksi Gub no.67 Th14 ttg:"Pelarangan Menjual Hewan Qurban" yg sdh diklarifikasikan Ahok bhw dirinya tdk serta-merta mengeluarkan Kebijakan tsb jk tdk ada permintaan dr beberapa pihak sekolah dasar (SD) diJkt, dimana mrk tdk ingin pemotongan hewan2 itu dilihat anak2, krn dpt mengganggu psikologis mrk dlm belajar di sekolah.

Kami, dari berbagai kalangan masy, suku & agama diJkt menyuarakan kpd rekan2 GMJ,FPI,FBR&Ormas2 lainnya utk lbh membela hal2 yg lbh penting yg terjadi di Negeri Indo tercinta ini,spt: Wacana Pembatasan KPK,pelanggaran2 kasus HAM&bantuan2 bencana yg terjadi.

Kami sepakat spt: MUI,NU,Muhammadiyah,serta Ormas2 lainnya mendukung Ahok. Berikut kutipan dr berita&media sosial:

TEMPO.CO-Ketum(PBNU) Said Aqil Siradj mendukung Ahok menjabat sbg Gubernur DKI Jkt "Selama beliau adil&berpihak kpd rakyat,itulah gubernur kita semua,ukuran memilih pemimpin yg baik adalah keadilan, kejujuran&amanah."Bukan agama," kata Said saat ditemui di Masjid An-Nadhlah Rahmah Nusantara, Jak-Tim,Kamis mlm,6/11/14

"Kita itu akan menerima apa yg terjadi sesuai dg peraturan yg berlaku,"tegas Wakil Ketum MUI Maruf Amin diGed MUI,Jkt,Kamis(13/11/14)

"Nilai2 ajaran Islam adalah penegakan disiplin&antikorupsi.Ini yg dilakukan oleh Ahok.Apa yg dia lakukan sangat berhubungan dg kemajuan akhlak&moral warga Jkt,"kata Ketua PW Muhammadiyah DKI Jkt Agus Suradika,diJkt,Senin(15/9/14)

Mari suarakan dukungan anda dg BC ke semua kontak anda&mengganti PP anda dg gambar Ahok,mudah2an ini menjadi bahan pertimbangan bg Sidang


Pada BC yang terakhir ini saya agak kurang puas dengan kinerja tim media Ahok yang secara sembrono comat-comot berita yang kemudian bahkan dibantah sendiri oleh yang bersangkutan. Misalnya tentang dukungan MUI terhadap Ahok yang dibesar-besarkan oleh media:




Namun akhirnya berita itu diklarifikasi oleh KH. Ma'ruf Amin yang tadinya dijadikan dalil dukungan MUI pada Ahok:


Begitu juga dukungan ormas Muhammadiyah yang sudah kadung ramai :


Dan lagi-lagi berita itu dimentahkan oleh yang membuat berita:


Sekarang kita lihat bagaimana dukungan NU, sebagaimana yang dikatakan oleh Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj:

Di sisi lain jauh sebelum itu KH. Maksum Mahfoezh pernah menyampaikan tentang 5 syarat pemimpin:

Setelah aksi demonstrasi yang ditanggapi emosional oleh Ahok, Gus Shalah mengeluarkan pendapat yang dapat diartikan sebagai dukungan pada FPI:

Dari 3 ormas Islam yang yang namanya dicatut oleh tim media Ahok ternyata hanya satu yang mendukung Ahok, itupun dengan syarat. Dua lainnya langsung meralat dukungannya pada Ahok. Artinya media tidak menjalankan fungsinya sebagai pelapor berita, namun juga "membantu" mengarahkan interpretasi terhadap berita sesuai pesanan. Hal ini terlihat sekali terutama pada pembelokan kata-kata KH. Ma'ruf Amin yang sebenarnya menunjukkan bagaimana posisi MUI terhadap konstitusi yang berlaku tapi dipoles sedemikian rupa menjadi dukungan pada Ahok.

BC ini sebenarnya berusaha untuk mendekatkan Ahok dengan umat Islam sebagai penghuni mayoritas bukan hanya propinsi DKI Jakarta, namun juga NKRI. Ini beberapa usahanya:

Pertama dengan mengatasnamakan BC ini berasal dari "Solidaritas Masyarakat Media Sosial Jakarta". Menegaskan Ahok memiliki pendukung yang dari masyarakat media sosial di jakarta, artinya Ahok tidak sendiri dan bahkan memiliki banyak pendukung. Dari sudut pemberitaan, pembawa berita harus memiliki background yang jelas dan dipercaya oleh masyarakat secara umum. Emang sih, cara-cara begini sudah basi, tapi lumayan lah untuk membangun kredibilitas.

Kedua, mengedepankan tindak tanduk Ahok yang keras namun beralasan. Saya senang dengan logika berpikir runut dari tim media ini. Setelah mengenalkan diri sebagai pihak yang kredibel, hal selanjutnya adalah mendukung orang yang dapat diandalkan, dan itu ada pada diri Ahok. Bahwa dukungan pada Ahok adalah dukungan terhadap kebenaran dan kebaikan. Di sisi lain agama juga mengajarkan kebenaran dan kebaikan, di point inilah mereka bermain. Bahwa agama Islam yang memiliki prinsip-prinsip kebaikan universal pasti akan mendukung kebaikan dan kebenaran pula, inilah yang kemudian harus dibuktikan oleh mereka di kalimat-kalimat berikutnya.

Ketiga, menghilangkan kerikil kecil bernama "Larangan Qurban di SD" yang sempat ramai dan diramaikan oleh media. Intinya bagaimana mau mendekat ke isu kohesif jika sejarah kelam terpamapang. Penjelasan singkat dan membela diri dengan "permintaan beberapa SD" yang tidak ingin kurban dilakukan di lingkungan sekolah, karena dapat mengganggu psikologis anak. Jurus lama "ngeles dan melempar bola panas ke pihak lain" sekaligus menunjukkan kepedulian pada anak memang masih ampuh, setidaknya untuk saat itu. Saya masih ingat masa-masa kampanye, di mana hampir seluruh calon presiden pasti gendong-gendong anak untuk menunjukkan kepedulian ini pada konstituennya. Ya kurang lebih aja deh taktiknya. Intinya Ahok tidak bersalah dan malah berjasa pada anak-anak.

Keempat, mendekatkan umat Islam dengan pendekatan referral, satu pendekatan yang amat klasik dalam dunia sales. "Tuh, tanya aja bapak anu tetangga ibu yang sudah pakai produk kami.." "Tanya toko sebelah, harga pasti kami lebih murah" "Pak presiden aja pakai lho produk kami". Begitulah kira-kira yang ingin disampaikan tim media Ahok dengan menampilkan 3 ormas yang paling berpengaruh di negeri ini, yaitu MUI, NU dan Muhammadiyah. Walaupun terus terang saya agak kurang sreg dengan upaya terakhir yang rada ceroboh ini, anyway mereka sukses membangun opini Ahok jadi gubernur, minimal di media sosial. Dan terbukti dalam pelantikan Ahok lancar-lancar saja, sesuai rencana. Ada tidak adanya KMP dalam pelantikan juga tidak berpengaruh, apalagi FPI yang berada di luar sistem. Bahkan kesuksesan ini pun tidak luput dari liputan media luar negeri, New York Times sebagai sesuatu yang "breaking barriers".

http://www.nytimes.com/2014/11/23/world/asia/an-ethnic-chinese-christian-breaking-barriers-in-indonesia.html?partner=rss&emc=rss&_r=1


Berhubung sudah ngantuk saya mau tidur dulu, siapa tau dapet inspirasi lain..

Terima kasih telah membaca artikel tentang Ahok (akhirnya) Jadi Gubernur di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com