Para pendekar tanah minang memiliki pepatah yang menunjukkan etos mereka
dalam bertarung, yaitu: takuruang nak di luar, tahimpik nak di ateh.
Makna bebasnya, "Terkurung mau di luar, terhimpit mau di atas." Pepatah
ini memiliki berbagai makna.
1. Mau menang sendiri, tidak mau kalah.
Ini makna yang paling sering
saya dengar, walau terdengar agak negatif, namun sebenarnya hal itu
sesuatu hal yang natural jika seseorg masuk dalam persaingan atau
permainan yg bersifat win-loose. Tidak ada satu orang pun yang senang
kalah. Menunjukkan bagaimana seorang itu harus semangat menghadapi
persaingan hidup. Harus punya semangat yang menyala2 dalam hidup. Menang
dapat semua, kalah gak dapat apa2. Walaupun banyak orang yang berusaha
menjelaskan bhw tidak harus semua hal harus dengan pendekatan
menang-kalah dan berusaha mengenalkan istilah win-win solution,
namun saya pribadi tidak setuju dengan win-win solution karena pada dasarnya cuma
berusaha membuat yang kalah menjadi "seakan2" menang. Padahal aslinya
cuma manipulasi. Number two is the first looser. Hal ini tampaknya
sangat disadari oleh leluhur kita, sehingga muncullah pepatah ini. Mau
terkurung boleh tapi di luar, terhimpit pun tak masalah namun harus di
atas. Gak ada ceritanya kita harus ngalah kalau bisa menang atau harus
menang. Misalnya seorang ayah harus membela anak perempuannya yang mau
diperkosa. Dia harus menang, tidak boleh kalah! Anda kalah, putri anda
ternoda. Tidak ada win-win solution kalau anak perempuan mau diperkosa.
Satu-satunya win-win solution hanya jika anda tidak perlu membunuh orang yang mau
memperkosa anak perempuan anda, kalau mau anda kasi patah-patah sedikit
tangan dan kakinya, saya rasa sudah sangat murah hati.
Win-win solution paling biasa dipakai pedagang. Misalnya kita beli barang 100 ingin
untung 50, maka harga jual adalah 200. 50 nya lagi adalah gimmick supaya seakan-akan pembeli masih menang.
2. Kreatif
Apa yang membuat sesuatu yang tampaknya tidak mungkin menjadi mungkin?
Jawabnya: Berfikir di luar kotak (think out of the box). Dalam bahasa
sederhananya kreativitas. Apa yang membuat Sultan Muhammad al Fatih bisa
menembus pertahanan Byzantium? Kreativitas. Siapa yg menyangka beliau
menarik kapalnya mendaki bukit dan langsung berada di depan hidung
pertahanan Romawi? Apakah seorang yang berbadan kecil harus kalah
melawan raksasa? Ada banyak cara. Apa diperlukan kekuatan yang bisa
untuk mematahkan besi kalau cuma untuk mencolok mata? Membalik keadaan
adalah inti kreativitas. Bagaimana PLN yang dulunya sibuk nagih
rekening listrik pelanggan yang nunggak dan melakukan pemutusan listrik
manual untuk pelanggan yang nakal, sekarang bisa membuat pelanggan yang
sibuk ngejar2 isi pulsa listrik. Saya pikir itu sangat beririsan dengan
terkurung mau di luar, terimpit mau di atas. Kita bisnis jualan listrik,
tapi kenapa kita yang mesti repot. Kalau dulu pake dulu baru bayar,
sekarang bayar dulu baru pake.
3. Tidak mau dikuasai keadaan, kita yang menciptakan keadaan.
Orang-orang besar selalu menciptakan keadaan yang menguntungkan untuk
mereka sendiri. Sedangkan orang kecil selalu menyalahkan keadaan dan
menyesali kenapa dia ada di dalamnya. Kalau sudah tidak bisa untung di
satu tempat, kenapa harus beli kios, lebih baik cari tempat yang lebih
strategis atau cara yang lebih jitu agar dagangan laku. Ketika
Rasulullah SAW sudah tidak bisa lagi mengembangkan da'wah di Makkah,
maka Rasulullah memilih opsi hijrah. Pindah ke tempat yang mampu
mem-back up da'wah secara penuh. Di antara beberapa opsi akhirnya
diambil opsi hijrah ke Madinah (yatsrib). Apa yang terjadi kemudian?
Rasulullah menjadi kepala negara. Kalau kita bisa berda'wah dan berkuasa
kenapa harus berda'wah dan termarginalkan? Da'wah itu jalannya para
Nabi, jalan yang penuh kemuliaan, kenapa lemah? Dalam bahasa lain
Rasulullah SAW seakan-akan berkata, "Saya boleh jadi keluar dari Makkah
tapi keluarnya saya adalah untuk menjadi penguasa, bukan pecundang."
Boleh terkurung tapi di luar, boleh terhimpit tapi di atas..
Terima kasih telah membaca artikel tentang PEPATAH MINANG 2 - TERKURUNG MAU DI LUAR, TERHIMPIT MAU DI ATAS di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.