Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

JANGAN MENYEKUTUKAN ALLAH DENGAN SIAPAPUN

Judul di atas sama dengan sub judul pada terjemah kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir karya Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfury ketika menafsirkan Surat al Israa' ayat 22.
"Janganlah kamu adakan ilah-ilah yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan Allah."

Berikut isi bab tersebut yang saya salin dari jilid ke-5 halaman 348-349:

Allah Ta'ala berfirman kepada orang-orang Islam yang mukallaf (baligh lagi berakal), "Wahai orang-orang yang mukallaf, janganlah kamu menyekutukann Allah dalam ibadahmu kepada-Nya, .... "Agar kamu tidak menjadi tercela" atas kemusyrikanmu dalam beribadah kepada-Nya. ..... "Dan (agar) tidak ditinggalkan Allah" bersama ilah-ilah itu. Karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan pertolongan kepada kamu, akan tetapi Dia serahkan masalahmu kepada ilah yang kamu sembah bersamanya, padahal ilah-ilah itu tidk memiliki kemudharatan dan manfaat bagimu. karena sesungguhnya pemilik mudharat dan manfaat hanyalah Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. 

Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Barangsiapa yang ditimpa oleh kefakiran, lalu kefakiran itu dia keluhkan kepada manusia, maka kefakirannya itu tidak akan hilang. Namun barangsiapa yang menyerahkan dan menyandarkan kefakirannya kepada Allah, maka Dia akan segera memberikan kecukupan baginya. Bisa dengan cara diwafatkan (untuk mendapat) pahala akhirat, atau permohonannya segera diberikan di dunia." [Ahmad (I/407)]

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dan at Tirmidzi, lalu ia berkomentar, "Hadits ini hasan shahih ghariib." [Abu Dawud (II/296) dan Tuhfatul Ahwadzi (VI/617) Abu Dawud (no. 1645), at Tirmidzi (no. 2326). Hasan, lihat Shahiihul Jaami' (no. 6041)]

--------------

Di ayat berikutnya Allah SWT menegaskan bahwa kewajiban terbesar manusia adalah menyembahnya tanpa menyekutukan-Nya dengan selain Dia.

"Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia..." (Surat al Israa' ayat 23)

sebagai penjelas dari maksud diciptakannya jin dan manusia:

"Tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu." (Surat adz Dzariyat ayat 55) 

untuk menegaskan bahwa selain Allah SWT tidak ada lagi ilah (sembahan) yang boleh disembah selain Allah SWT. Karena sangat bisa jadi selain menyembah Allah dalam ritual harian, manusia masih melakukan penyembahan dalam berbagai bentuk pada selain Allah. Alangkah mudahnya kita menemukan contoh seorang yang telah menjalankan 5 rukun Islam namun di sisi lain masih menuruti syarat yang diberikan seorang dukun untuk mendapatkan karunia lain dari benda atau makhluq lain yang dianggap memiliki kelebihan supranatural. Ada yang mencuci keris tiap waktu-waktu tertentu, ada pula yang menyembelih hewan-hewan tertentu dengan warna dan syarat lain yang ditentukan, atau hanya membaca ayat atau dzikir khusus dengan jumlah, waktu dan tempat yang telah ditentukan. Ada juga bentuk dukun masa kini yang mensyaratkan ketaatan, ketundukpatuhan pada ketentuan atau peraturan buatan manusia agar urusan-urusan dunia nya menjadi lancar, walaupun harga yang harus dibayar adalah melanggar perintah Allah SWT Sang Pemilik alam semesta. Saya tidak melihat perbedaan yang besar antara ketaatan seorang pada dukun tradisional yang mensyaratkan kesyirikan dalam beribadah dan isti'anah dengan ketaatan seseorang pada dukun konstitusi. Keduanya menuntut ketaatan pada makhluq dan keduanya menjanjikan karunia yang spesifik sebagai ganti dari penghambaan tersebut.


Sekarang kita masuk pada perkataan ibnu Katsir
.... "Agar kamu tidak menjadi tercela" atas kemusyrikanmu dalam beribadah kepada-Nya.
Ketercelaan syirik dalam beribadah pada Allah SWT ditegaskan dalam ayat lain "innasy syirka lazhulmun 'azhim" sesungguhnya syirk adalah kezhaliman yang besar. (Surat Luqman ayat 13)
Dikatakan kezhaliman besar karena dari sekian banyak kezhaliman2 yang dilakukan manusia tidak ada kezhaliman yang lebih besar dari pada upaya zhalim pada Allah SWT, padahal adalah suatu kemustahilan manusia dapat menzhalimi Allah, sedangkan pada saat yang sama manusia amat membutuhkan rahmat dan nikmat Allah SWT sekedar untuk melanjutkan hidupnya di dunia.

Di antara banyak kezhaliman manusia yang paling besar adalah durhaka pada orang tua, karena dalam ayat ke-23 tadi disusul oleh perintah untuk berbakti pada orang tua dan jangan sekali-kali berani untuk berkata "Ah" pada keduanya, apalagi membentak dan yang lebih parah daripada itu. Hampir seluruh ulama sepakat bahwa dengan urutan penyebutan ayat tersebut yang diawali dengan kewajiban tauhid kemudian kewajiban berbuat ihsan pada orang tua, hal ini menunjukkan adanya urutan keutamaan. Berbakti pada orang tua adalah kewajiban terbesar manusia setelah kewajiban mentauhidkan Allah SWT, konsekuensinya dosa terbesar setelah syirik pada Allah adalah durhaka pada orang tua. 

Di antara kezhaliman manusia adalah menumpahkan darah sesama manusia tanpa alasan yang dapat dibenarkan dalam syariat. Dalam surat al Maidah ayat 32 disebutkan bahwa membunuh satu orang manusia seakan-akan sama dengan membunuh seluruh manusia. Membunuh termasuk dalam 7 dosa paling besar. Demikian juga dengan zina, melarikan diri dari perang, sumpah palsu dan menuduh wanita baik-baik sebagai pezina.

Hal menarik dari 7 dosa besar yang paling utama tersebut adalah 6 dari 7 dosa tersebut terkait dengan manusia yang lain. Sedangkan dosa yang paling besar langsung terkait dengan Sang Maha Pencipta Allah SWT tidak lagi berhubungan secara langsung dengan makhluq yang lain. 

Kezhaliman yang dilakukan kepada atau bersama manusia lain tidak sebanding dengan kezhaliman yang dilakukan pada Allah. Oleh sebab itu sebesar-besar dosa pembunuhan masih dapat diselesaikan dengan qishash (darah dibayar dengan darah), bisa juga diselesaikan dengan diyat (membayar uang pengganti) atau bahkan bisa dimaafkan saja oleh para ahli warits. Sebesar-besar dosa zina masih bisa selesai dengan cambukan (untuk yang masih bujangan) dan rajam (untuk yang telah menikah). Tidak pun selesai di dunia dosa-dosa besar tersebut masih bisa ada jalan keluar lain di akhirat apa dengan asbab telah selesai masa hukumannya di neraka, bisa dengan asbab syafa'at, atau asbab Sifat Allah yang mulia yaitu Maha Mengampuni dosa-dosa hambaNya. Siapa yang dapat menghalangi jika Allah berkehendak mengampuni seorang hamba dengan karuniaNya? Namun sekali lagi semuanya berpangkal pada tauhid yang masih terhunjam kuat di dalam hati yang kita insya Allah mati dengannya..

Tapi apa yang terjadi jika seorang hamba sudah salah dalam bertauhid dan tidak kunjung bertaubat, memperbaiki diri dengan ilmu dan amal yang benar sebelum matinya? Kekal selama-lamanya dalam neraka. 

Jadi ketercelaan syirik ini adalah dari sudut pandang bahwa yang menjadi objek maksiat adalah Allah SWT. Jika pada Allah SWT sudah berani zhalim, sembarangan, apalagi pada manusia lain? Oleh sebab itu banyak kita temui pembunuhan2 sadis dan massal sepanjang sejarah dunia dilakukan oleh manusia yang tidak memiliki tauhid yang benar. Baik berasal dari luar penganut Islam maupun yang berasal dari umat Islam yang salah dalam bertauhid.

 

 ..... "Dan (agar) tidak ditinggalkan Allah" bersama ilah-ilah itu. 

Bagaimana rasanya jika kita sedang berbicara pada seseorang kemudian orang yang kita ajak bicara tiba-tiba berbicara dengan orang lain tanpa mempedulikan kita sebagai teman bicara pertamanya? Tentunya kesal, marah dan meninggalkan teman bicara tersebut, karena pada saat itu ia sudah tidak memiliki lagi kepentingannya dengan kita. Lain halnya jika kita yang sangat berhajat pada orang itu. Namun jika kita sadar hal itu bentuk pengusiran halus pada kita, tentu kita akan segera menyingkir. Kenapa? Karena dia sudah tidak butuh kita lagi!

Analogi di atas saya buat bukan untuk menyamakan sifat Allah dengan makhluk, namun hanya sekadar supaya kita mengerti logika komunikasi sederhana. Bahwa memberi perhatian khusus pada objek yang kita ajak berkomunikasi adalah kunci utama kesuksesan sebuah hubungan. Apalagi jika hubungan itu dibangun atas dasar cinta, semua hal akan menjadi mudah untuk kedua belah pihak. Di sisi lain jika komunikasi diakhiri dengan pengabaian, maka di saat yang sama kita mengalami pengabaian yang sama. Ketidakbutuhan kita pada Allah akan dijawab dengan menjauhnya Allah dari diri kita. Seberapa jauh jarak kita dengan Allah itu ditentukan dengan jenis dan banyaknya pengabaian yang kita lakukan terhadap Allah. Tahap yang paling parah adalah jika kita sampai melakukan kesyirikan, di situlah Allah SWT akan "meninggalkan" kita bersama apa yang kita sembah. Mau minta apa-apa jangan ke Allah! Engkau toh lebih butuh dan berhajat pada berhala yang selama ini kau utamakan dan bela. Minta pada yang engkau sembah selama ini! Begitu kira-kira dalam bahasa yang lebih kita mengerti.

Namun di antara sifat Maha Pemurah Allah SWT adalah Dia sangat senang jika hambaNya ada yang kembali padaNya. Walaupun sang hamba hanya mendekat sejengkal, Allah akan mendekat padanya sehasta dst. Proses menjauh dari Allah atau bahkan menghilang dari umat tauhid ini yang dinamakan dengan maksiat, sedangkan proses mendekat adalah yang selama ini kita kenal dengan taubat dan menjalankan ketaatan pada Allah SWT.

Sebagai manusia kita harus selalu sigap memperhatikan sejauh mana jarak kita dengan Allah SWT. Apakah kita sudah berjalan pada Allah SWT yang dengan upaya kita itu Allah SWT akan berlari pada kita? Hanya kita yang dapat menjawab..
Terima kasih telah membaca artikel tentang JANGAN MENYEKUTUKAN ALLAH DENGAN SIAPAPUN di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

  • Awas Radikalisme Sekuler
  • Apa Benar Umat Islam Tidak Lagi Umat Pemaaf?
  • PUASA RAJAB
  • KESALAHAN LOGIKA
  • AL-GHAZALI, PERANG SALIB, DAN KEBANGKITAN ISLAM
  • Memilih Takdir Kepemimpinan (Taushiyah Ustad Anis Matta pada Rakernas KA-KAMMI)
  • INDAHNYA TAGHOFUL
  • CARA MENGHILANGKAN EGO (KE-AKU-AN)
  • Sembilan Adab Menjadi Orang Kaya
  • Pahlawan Kaum Muslimin
  • Artikel terkait :

    Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com