Zaman dahulu kala hiduplah seorang yang pintar dan berbakat bernama Su Dong Po. Ia adalah seorang intelektual dan penyair di zaman dinasti Sung. Su Dong Po menyukai ajaran Buddha dan sering melakukan meditasi bersama temannya, seorang guru Zen bernama Fou Yin.
Suatu hari, ketika mereka selesai bermeditasi bersama, masih dalam posisi bersila, Su Dong Po bertanya kepada temannya, si guru Zen. "Guru, dalam penglihatanmu, bagaimana rupaku sekarang?'" ,tanya Su. Jawab si guru Zen, "Rupa anda ketika duduk bersila dengan serius mirip penampilan seorang Buddha".
Su tertawa senang sekaligus tersanjung dengan jawaban ini.
Guru Zen itu bertanya balik, "Kalau menurut anda, bagaimana rupaku sekarang?". Su yang sudah besar kepala menjawab, "Rupa anda seperti sekumpulan kotoran yang tertumpuk jadi satu". Walaupun jawabannya kasar, namun si guru Zen tidak protes dan tidak marah. Dia hanya diam saja.
Su yang sudah besar kepala, setiap kali bertemu orang selalu menceritakan peristiwa di atas dan mengatakan "Aku telah mengalahkan guru Zen Fou Yin yang sangat hebat". Semua orang memuji dia.
Cerita ini akhirnya sampai ke telinga adik perempuan Su Dong Po, yaitu Su Siau Mei, yang juga seorang intelektual dan penyair terkenal. Siau Mei malah menertawakan kakaknya. "Kak, kamu sudah kalah oleh biksu itu", kata si adik.
Su Dong Po tentu saja tidak terima begitu saja kata2 adiknya. "Apa maksudmu dengan aku kalah? Mana bisa?" hardik Su Dong Po.
Siau Mei menjawab sambil tersenyum, "Dalam hati biksu itu ada Buddha, oleh sebab itu ia melihatmu seperti seorang Buddha. Sedangkan dalam hatimu penuh kotoran, maka kamu melihatnya seperti kotoran...."
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Kalau pikiran kita selalu negatif, maka segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan menjadi hal yang buruk dan negatif. Dunia akan menjadi tempat yang negatif dan suram bagi kita. Sebaliknya kalau pikiran kita selalu positif, maka segala sesuatu di sekitar kita akan menjadi hal yang indah dan positif. Dunia akan menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi kita. Karena itu untuk 'mengubah dunia', mulailah lebih dulu dengan 'mengubah pikiran' anda.
Selamat pagi, tetap semangat !!!
Di zaman yang serba instant dan banyak kejahatan di jalanan
seperti saat ini, banyak orang mendambakan kemampuan beladiri praktis. Bisa
beladiri dalam waktu pembelajaran yang relatif singkat namun mememiliki teknik
yang mumpuni. Pertanyaannya, apakah beladiri praktis itu pernah ada dan dikenal
oleh para praktisi beladiri? Temukan jawabannya di artikel berikut:
Dapatkan informasi seputar beladiri di sini
Terima kasih telah membaca artikel tentang Apa yang anda pikirkan ? di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.