ANTARA KISAH HATIB BIN ABI BALTAAH DAN KASUS FAHRI HAMZAH.
Banyak pelajaran menarik dari kisah Hatib bin Abi Baltaah ra. Beliau dikenal sebgai seorang sahabat Rasulullah saw yg membocorkan rahasia militer yang amat penting bagi negara karena mengancam keamanan dan stabilitasnya.
Suatu saat Hatib bin Abi Baltaah mengirimkan surat kepada kaum musyrikin di Makkah yang memberitahukan bahwa Rasulullah saw telah menyiapkan pasukan perang untuk menaklukkan Makkah. Hal ini jelas-jelas menyalahi perintah qiyadah tertinggi kepada seluruh kaum muslimin, Rasulullah saw, dan menjadikan pasukan kaum muslimin berada dalam bahaya yang besar.
Bila hal itu terjadi di negara manapun di dunia ini, tampaknya pembocor rahasia seperti itu akan menghadapi eksekusi mati. Seperti itu juga sikap para sahabat. Mereka mengusulkan kepada Rasulullah saw agar Hatib ra dihukum mati. Tetapi perhatikanlah apa yg dilakukan Rasulullah saw?!
Setelah berhasil mendapatkan surat tersebut dan mampu mengejar pembawanya sebelum sampai ke tangan musyrikin Makkah, Rasulullah saw menginterogasi Hatib bin Abi Baltaah ra dengan tenang sembari menunjukkan selembar surat yang dikirimnya: "Apa ini wahai Hatib?" Hatib menjawab : "Wahai Rasulullah saw saya memohon anda tidak terburu-buru mengambil sikap, saat di Makkah dahulu saya adalah orang yang nempel dalam kehidupan Quraisy karena aku bukan bagian dari Quraisy. Sedangkan kaum Muhajirin yang bersama anda punya kerabat di Makkah yang akan melindungi keluarganya. Maka ketika saya menulis surat tersebut saya maksudkan untuk mengambil hati kaum yang saya tidak punya hubungan kekeluargaan dengan mereka tersebut dengan harapan mereka mau melindungi keluargaku yang ada di Makkah. Itu semua saya laukan bukan karena kekafiran atau kemurtadan saya atau saya menerima atau rela dengan kekafiran setelah saya masuk Islam. Lalu rasulullah mengatakan : «لَقَدْ صَدَقَكُمْ». "Dia Telah jujur kepada kalian". Tiba-tiba Umar bin Khattab mngatakan: " Biarkan aku penggal lehar orang munafik ini wahai Rasulullah !" Kemudian Rasulullas saw mengatakan:
«إِنَّهُ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا؛ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ اللهَ أَنْ يَكُونَ قَدِ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ: اعْمَلُوا مَا شئتُمْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ»
" Sesungguhnya beliau telah ikut perang Badar, boleh jadi Allah telah melihat Ahli Badar dan mengatakan kepada mereka: silahkan lakukanlah apa saja karena Aku telah mengampuni kalian semua" .
Bila kita telaah kisah di atas kemudian kita hubungkan dengan masalah kita saat ini, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil. Diantaranya:
1. Sebagaimana Rasulullah saw mengusut surat pembocoran rahasia penting terkait recana fathu Makkah, maka qiyadah kita pun harus mengusut pembocoran surat pemecatan FH kepada publik sebelum surat itu sediri disampaikan kepada yang bersangkutan. Bahkan ada kabar surat Majlis Tahkim yang ditandatangani tgl 11 Maret itu pun sdh ada di tangan orang luar mantan narapidana dan ditunjukkan kepada salah satu pimpinan DPR sekitar dua pekan sebelum DPP mengumumkan pemecatan saudara FH. Kalau hal ini benar patut diduga bahwa mereka itulah sebenarnya pemilik agenda sesungguhnya dan punya kepentingan terselubung dibalik permasalahan ini. Terlepas apa motifnya dan apakah mereka termasuk orang yang punya jasa besar terhadap partai ini yang membuat mereka bisa diampuni kesalahannya atau tidak, yang jelas mereka harus diusut sebagaimana Rasulullah saw mengusut Sahabatnya Hatib bin Abi Baltaah.
2. Generasi pertama jamaah dakwah ini ternyata memiliki karakter dan gaya yang beragam. Rasulullah saw tidak pernah menegur apalagi memecat Umar bin Khattab dari jamaah dakwah tersebut meskipun berkali-kali Umar bin Khattab mengatakan perkataan yg mungkin dianggap kasar: "Biarkan aku yang memenggal lehernya ya Rasulullah!".. Kalau gaya dan karakter seperti itu dianggap salah dan merusak citra dawah tentu Rasulullah saw minimal menegurnya. Tampaknya Rasulullah memahami perkataan Umar seperti itu karena rasa cintanya kepada jamaah dakwah ini. Akan halnya dengan gaya dan karakter saudara FH, ketika mengatakan "Anggota DPR rada-rada bloon" misalnya, tentu tidak bisa dianggap sebuah dosa dan kesalahan besar yang merusak citra partai dakwah sehingga harus dipecat. Apalagi kalau ucapan tersebut konteksnya adalah diskusi ttg teori keterwakilan parlemen dan tidak menunjuk orang tertentu.
3. Perlu kita mendudukkan kembali apa standar kesantunan dalam dakwah dan apa standar gaya dan karater yg dibolehkan dan dilarang dalam Islam. Kalau yang dimaksud dengan gaya dan kesantunan dakwah yg dibolehkan adalah semua gaya dan ungkapan lembut yg menyenangkan semua pihak termasuk lawan politik, tentu Umar bin Khattab ra tidak akan pernah mengatakan: "دعني أضرب عنقه يا رسول الله" dan Abu Bakar ra pun tdk pernah megatakan kepada juru runding Quraisy: "أمصص بظر اللات والعزي" (hisaplah kemaluan lata dan uzza..!) Rasulullah saw tentu memahami bahwa keragaman gaya dan karakter itu sebuah keniscayaan dan masing2 ada manfaatnya dalam dakwah. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana ketika kita semua tdk berani mengangkat kepala dan takut keluar rumah setelah kasus saudara kita LHI awal 2013. kita semua malu dan juga marah atas kedzaliman KPK, ketika itu semua diam membisu. kita baru bisa mengangkat kepala degan tegak dan bangga saat saudara FH tampil degan gayanya membela jamaah dan saudara kita LHI..
4. Rasulullah saw dalam mensikapi masalah Hatib bin Abi Baltaah ra mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya; pertama, adanya kesalahan yaitu pelanggaran terhadap perintah qiyadah yg sangat jelas yg disampaikan berbarengan dg hasil syuro dg para sahabat yg menyepakati tuk merahasiakan rencana fathu Makkah dan perintah tsb dipahami jelas oleh yg bersangkutan; kedua, maksud dan niat sesungguhnya dari pelanggaran tersebut; ketiga, jasa serta kebaikan yg bersangkutan dalam dakwah bahwa beliau termasuk Ahlu Badar. Dalam kasus saudara FH; pertama FH merasa bahwa permintaan mundur dari pimpinan DPR adalah permintaan pribadi bukan keputusan sebuah syuro dan karenanya akan dipertimbangkan secara pribadi pula, artinya ada syubuhat dalam perintah. Apalagi saudara FH merasa ada shohibul agenda seperti tersebut pd point 1 di atas. FH juga merasa ada pihak-pihak yang sejak awal punya target FH harus mundur. Tentu saudara FH sangat hati2 mempertimbangkan permintaan pribadi tsb karena ia khawatir kalau dia mundur begitu saja akan ada implikasi buruk pada jamaah dakwah ini dan ia ikut bertanggung jawab. Kedua, sebagai pejabat publik pimpinan DPR, FH merasa punya kewajiban undang undang untuk menyuarakan dan menjelaskan permasalahan DPR termasuk kasus Setia Novanto. Meskipun demikian setelah ada perintah yg definitif untuk diam FH merasa sdh mentaati dan melaksanakannya. Ketiga, apakah seorang FH tdk punya kebaikan dan jasa baik sehingga sanksi atas kesalahannya -yg FH merasa proses pengadilannya belum menggunakan cara yg adil- adalah pemecatan? Apakah pengorbanan FH sejak proses reformasi dan kerja keras membangun eksistensi partai pasca keterpurukannya pada pemilu 1999 tdk dihitung sebagai faktor memperingan kesalahan tersebut bila memang diaggap kesalahan? Apakah kelembutan dan kasih sayang Rasulullah saw terhadap Hatib bin Abi Baltaah dan sahabat-sahabat yang lain tdk mampu melembutkan hati kita?
5. Apa yang dikatakan DR Sholah Abdul Fatah berikut patut dijadikan renungan bersama: "Bila rahmah dan kasih sayang dicabut Allah, maka sikap lembut kepada saudara akan hilang. Maka jika para pemimpin kehilanagan sifat lembutnya kepada yang dipimpin, ketahuilah bahwa itu pertanda Allah telah mencabut rahmatNya.." Naudzubillah min dzalik...
Semoga kita semua dilindungi Allah SWT dalam kehidupan dunia ini.
Dari sekian banyak perguruan yang pernah saya belajar di
dalamnya perguruan Chakra V adalah satu yang paling menarik hati.. Pastikan
anda membaca keunikannya di tulisan berikut:
Dapatkan informasi seputar beladiri di sini
Terima kasih telah membaca artikel tentang ANTARA KISAH HATIB BIN ABI BALTAAH DAN KASUS FAHRI HAMZAH. di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.