Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

3 MASALAH

Ada seorang teman yang menulis tentang 3 masalah yang dihadapi umat Islam, yaitu kemiskinan, erosi moralitas dan egoisme kelompok.Secara makro 3 hal tersebut memang masalah untuk umat manusia, namun apakah semuanya merupakan masalah dari kaca mata Islam? Berikut adalah penjelasan versi saya pribadi yang sama sekali tidak mengikat. Saya mengharap masukan terhadap hal-hal yang masih jauh dari kebenaran.

1. Kemiskinan
Menurut saya kemiskinan bukan masalah, karena Rasulullah MEMILIH untuk hidup miskin. Menjadi masalah karena umat Islam TERPAKSA miskin yang sebagiannya karena proses pemiskinan secara sistemik. Hal ini diperparah karena umat tidak rela miskin dan dihinggapi penyakit WAHN (cinta dunia dan takut mati). Saya tidak menafikan bahwa banyak kebaikan yang dapat kita lakukan ketika kita memiliki banyak harta, bahkan 2 dari 5 rukun Islam yaitu zakat dan haji baru dapat dikerjakan jika seseorang memiliki harta berlebih. Ayat2 al Quran selalu menyandingkan antara kewajiban shalat dengan zakat dan bahkan Rasulullah SAW sendiri berpesan bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.

2. Erosi moralitas
Erosi moralitas terjadi karena erosi keteladanan. Masyarakat kita miskin teladan. Kemiskinan teladan ini dimulai di tingkat keluarga. Orang tua tidak bisa memberi contoh bagaimana menjadi hamba Allah yang baik dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Hal ini berangkat dari kegelapan menentukan prioritas dalam hidup. Ortu mencontohkan bahwa prioritas dalam hidup adalah dunia dan perhiasannya, sementara di saat yang sama melalaikan aspek ukhrawi. Akibatnya anak2 kita terpaksa mencontoh ketidakbaikan yang ada di keluarga. Karena mayoritas manusia indonesia seperti itu, akhirnya lingkungannya, masyarakatnya dan produk budayanya juga miskin keteladanan dan mencerminkan kegalauan prioritas. Akhirnya anak2 kita yang tidak mendapat teladan dari rumah dan berharap dapat teladan dari lingkungan dan masyarakatnya tidak kunjung mendapat  keteladanan, dan kembali belajar hal2 yang salah dari lingkungan, masyarakat dan budayanya. Walhasil generasi muda kita adalah generasi yang "hidup hari ini" dan tidak mempersiapkan akhiratnya dengan baik. Lingkaran setan ketiadaan keteladanan harus diputus dengan menjadikan diri2 kita pribadi sebagai pribadi muslim yang shalih dan mashlahat, yang hanya dapat diperoleh dengan komitmen pada Islam dan terus menerus menuntut ilmu yang bermanfaat. Sehinggg nantinya anak2 kita, keluarga kita mulai menjadikan diri kita sebagai role model berislam, bernegara dan bermasyarakat.

3. Egoisme kelompok
Pertanyaan ini dijawab dengan memahami mengapa terjadi berbagai kelompok dalam Islam? Apakah ini rahmat atau laknat?

Kelompok dalam Islam terjadi secara alami karena adanya perkembangan ilmu dan permasalahan yang ada di dalam tubuh umat Islam. Perbedaan menyikapi masalah sesuai dengan kapasitas ilmu dan kondisi yang melingkupinya menjadikan umat ini kaya dengan kelompok.

Perbedaan yang dilandasi ilmu membawa rahmat karena hanya akan memperlebar cakrawala khazanah keilmuan dalam Islam. Perbedaan ini biasa disebut ikhtilaf yang diperbolehkan dan memang tidak perlu disatukan, karena ia berada di ranah ijtihadiyyah yang sarat dengan penggunaan ilmu dan akal dalam mencerna ilmu dan permasalahan.

Yang tidak boleh adalah perpecahan atau biasa disebut tafarruq. Perpecahan ada di hati yang penuh dengan penyakit hati dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan ilmu yang menghuni akal yang cerdas dan hati yang penuh dengan cahaya keimanan dan persaudaraan di jalan Allah.

Egoisme kelompok berada di wilayah perpecahan bukan di wilayah perbedaan. Yang perlu dikembangkan adalah sikap tasamuh atau lapang dada terhadap perbedaan dalam masalah keilmuan. Tasamuh tidak sama dengan mendiamkan kesalahan dan kemungkaran, karena umat ini hadir sebagai "rahmat untuk seluruh alam" yang hanya dapat diperoleh dengan menjadikan tiap diri penganutnya sebagai pribadi yang shalih (untuk skala pribadi) dan mashlahat (untuk skala keumatan). Pribadi ini adalah pribadi yang tidak rela melihat diri, keluarga, lingkungan dan negaranya berada dalam kemungkaran. Mereka justru yang terdepan dalam membasmi kemungkaran dengan dakwah dan jihad di jalan Allah.

Tidak seperti perbedaan madzhab yang harus dimaklumi, yang sering terjadi justru umat Islam terdiam saat melihat kemungkaran, padahal kemungkaran adalah sesuatu yang harus disikapi dengan dakwah yang sesegera mungkin. Jangan sampai kemungkaran tersebut menjadi kebiasaan pribadi dan budaya masyarakat. Harus ada gerakan untuk menunjukkan bahwa kemungkaran tidak dapat diterima dan dibenci oleh masyarakat ini. Menyedihkan adalah diamnya umat melihat kemungkaran dibalut dengan ungkapan "tidak ada paksaan dalam beragama".. padahal sebagai umat yang memiliki nilai kita juga memiliki pakem "jangan paksa orang beragama berbuat dosa".
Terima kasih telah membaca artikel tentang 3 MASALAH di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

1 comments :

Dear om, ane fikir masalah utama adalah jauhnya dan jahilnya ummat terhadap Islam. Hal inilah yg justru menimbulkan masalah umat dalam interaksinya dengan dunia, akhlak dan kelompok. Jelas hanya dengan tarbiyah masalah" tersebut bisa diselesaikan.

Balas