Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

LEMBAGA SURVEY PELACUR

Makin banyak teman-teman di media sosial yang memberi julukan pelacur pada lembaga-lembaga survey bayaran yang secara massive memenangkan salah satu capres. Apa ada yang salah pelacur? Pelacur adalah penjual jasa, bahkan dianggap sebagai profesi dan saat ini diberi job title "pekerja seks komersial" atau PSK. Tapi walaupun sesama penjual jasa tentu saja profesi lain seperti dokter, pengacara, akuntan dll tidak akan mau disamakan dengan PSK. Mereka pasti merasa lebih terhormat profesinya dibanding PSK.

Apa yang menyebabkan profesi PSK dianggap lebih rendah dibandingkan profesi yang lain. Karena yang dijual oleh PSK adalah sesuatu yang seharusnya tidak boleh diperjualbelikan. Karena yang menjadi modal dagang PSK adalah kehormatan dan kesuciannya yang seharusnya ia jaga. Karena hampir sebagian besar wanita tidak ingin menjadi PSK. Karena seorang pria normal tidak ingin ibu, istri, anak dan saudara perempuannya menjadi PSK.Karena tidak ada negara yang memiliki kementerian PSK.  Karena seluruh agama tidak ada yang menganjurkan pemeluknya menjadi PSK.

Kita sampai pada satu kesimpulan bahwa menjual jasa yang seharusnya tidak akan pernah dijual akan berakibat pada tercorengnya kehormatan diri dan profesi.

Sudah merupakan kelaziman bahwa kita membayar sejumlah uang jasa pada orang-orang tertentu dengan profesi tertentu pula. Misalnya kita akan sangat menganggap wajar membayar jasa dokter, pengacara dan akuntan. Mengapa kita yakin dengan profesi tersebut? Karena seluruh profesi itu legal dan memiliki standar dalam menjalankan operasionalnya. Untuk dapat dianggap menguasai standar operasional tersebut seseorang harus berinvestasi waktu untuk menimba ilmu di berbagai lembaga pendidikan. Untuk menjaga kualitas tidak jarang institusi negara atau asosiasi profesi mengadakan ujian persamaan untuk profesi tersebut. Apa terkesan sulit? Memang sulit, karena di sini negara menjaga bukan saja konsumen sebagai pemakai jasa, namun juga pemegang profesi dari berbagai tuntunan hukum dan moral. Ini pula sebabnya mengapa profesi-profesi lain tidak ada yang mau disamakan dengan PSK, yang tidak harus menempuh pendidikan dan memiliki standar. Setiap wanita bisa jadi PSK, syaratnya cuma satu, yaitu nekad.

Terkait lembaga survey, sejatinya mereka ada lembaga yang berdasar pada kaidah-kaidah ilmiah. Riset dan survey yang diadakan memiliki konsiderasi yang cukup kuat secara ilmu statistik. Apa yang dilakukan oleh lembaga survey sebenarnya mirip dengan akuntan, yaitu menyampaikan opini sesuai fakta yang ada berdasarkan disiplin ilmu dan standar yang berlaku. Tidak seperti pengacara yang sangat mungkin berimprovisasi atau seperti dokter masih mungkin memberikan alternatif terapi dan pemberian obat.

Namun ada perbedaan besar antara pemakai jasa dokter/pengacara dengan pemakai jasa akuntan/survey, yaitu tingkat kebutuhan. Pasien yang datang ke dokter bisa dipastikan pasrah bongkokan pada dokter, apapun yang dokter katakan pasti dijalani. Karena hal ini terkait dengan kesehatan atau bahkan hidup mati diri sendiri atau orang-orang yang dicintai dan itu semua memerlukan penanganan yang segera.

Saya pernah mengalami sendiri bagaimana panik dan pasrahnya saya kepada dokter ketika anak pertama saya jatuh dan pohon dan tangannya robek sekitar 20 cm, sampai terlihat tulangnya karena terkena jeruji pagar. Dokter bilang beli benang jahit, saya beli. Dokter bilang beli obat anu, saya beli. Dokter bilang mesti puasa dulu karena mau operasi, anak saya tidak saya kasi makan selama 9 jam. Kenapa nurut? Karena saya tidak bisa bertindak apa-apa untuk menyembuhkan anak saya, yang tahu caranya cuma dokter. Kenapa percaya dokter? Karena dokter sekolahnya aja lama..

Lalu bagaimana dengan lembaga survey? Ternyata posisinya terbalik, yang lebih butuh adalah penyedia jasa daripada pemakai jasa. Mereka berjualan ide dan berusahan meyakinkan client bahwa ide dan jasa mereka cukup layak untuk dipakai dan tentu saja dengan imbalan rupiah yang "masuk akal". Posisi client mereka cukup kuat, karena rata2 pemakai jasa survey mampu membuat alternatif kegiatan substitusi lainnya. Posisinya tidak terlalu butuh. Kalau ada syukur, klo gak ada ya gak papa. Sedangkan sebagai penjual, posisi mereka tidak begitu bagus, pertama kegiatan pemilihan presiden dan kepala daerah bukanlah kegiatan yang sering dilakukan. Yang kedua jasa mereka tidak terlihat hasilnya secara langsung, berbeda dengan money politic yang sesuai tujuan. Ketiga dibutuhkan grand strategi yang secara massive harus dikerjakan secara simultan yang melibatkan media elektronik, sosial media dll sehingga berakibat pada tingginya biaya operasional. Konsekuensinya mereka harus menemukan tuan besar dengan kekuatan  keuangan raksasa.

Ketika mereka mendekati tuan besar ini posisi tawar mereka semakin rendah, kalau bisa saya katakan tidak lebih sebagai jongos. Pengabdian mereka semata karena uang. Etika pada disiplin ilmu yang selama ini didengung-dengungkan akhirnya cuma berakhir di ungkapan wani piro. Padahal untuk seorang ilmuwan, etika inilah aurat dan kehormatan mereka yang tidak layak diperjualbelikan. Anda bisa menemukan benang merahnya dengan topik pembahasan kita sebelumnya?
Semoga..
Terima kasih telah membaca artikel tentang LEMBAGA SURVEY PELACUR di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com