#Parenting Nabawiyah
{U/ yg (masih) merayakan Hari Ibu}
Ibu, Maaf Tak Ada Bunga Untukmu
-Ust. Budi Ashari Lc
Dalam silaturahim saya ke salah seorang
senior saya, dengan gurau beliau berkata:
Ayo, sudah cari kado belum untuk hari ibu?
Di grup orang-orang baik yang ada di
media sosial pun bermunculan berbagai
kreasi gambar tentang kemuliaan seorang
ibu dan ujungnya: Selamat Hari Ibu.
Saya baru sadar kalau ini adalah bulan di
mana hari ibu diperingati. Dari sejak awal,
saya katakan bahwa berbagai peringatan
hari tersebut jelas bukan karakter agama
Islam ini. Tak hanya hari ibu, ada juga hari
ayah, hari tembakau, hari kanker, dan
entah hari-hari apa yang akan diusulkan
kembali setelah ini.
Ini hadir dari kebiasaan sebuah masyarakat yang tidak mampu memenuhi
hak seseuatu yang diperingati tersebut.
Maka untuk memberikan kepedulian dan
perhatian mereka, hari itu diadakan.
Silakan baca sejarah hari-hari tersebut.
Hari ibu ini contohnya. Hari yang mulai
diramaikan di Amerika ini menjadi hari
yang diperingati mengingat masyarakat
Amerika adalah masyarakat tanpa ikatan
kekeluargaan seperti yang kita kenal
dalam Islam. Semakin hari semakin
renggang, bahkan bisa tidak saling kenal.
Kawin cerai semakin membuat rumit
hubungan antara anak dan orang tuanya.
Tak ada bab birrul walidain dalam kajian
etika mereka. Melihat itu semua, nurani
mereka mulai terusik. Ibu yang berjasa –
setidaknya- mengandung dan melahirkan,
harus dihormati jasanya. Bahkan gereja
tak sanggup menyuguhkan moral itu.
Hingga Anna Jarvis tahun 1908 untuk kali
pertama membawa bunga yang dibagikan
kepada para jemaat yang ada di gereja
tempat dahulu ibunya beribadat. Sebelum
ini semua, Julia Ward Howe sudah
mengkampanyekan ibu untuk
keselamatan di Inggris, dalam rangka
menyatukan wanita untuk melawan
peperangan yang sedang terjadi.
Anna Jarvis memilih waktu Minggu, karena
ia ingin menjadi peringatan yang berkekuatan spiritual gereja. Konggres
Amerika baru menyepakatinya sebagai
hari resmi nasional pada tahun 1914.
Tapi tahukah Anda, kalau Anna Jarvis akhirnya menyesal?
Hanya 9 tahun setelah diresmikannya hari
ibu, Amerika mulai berpesta di setiap hari ibu tiba. Dengan dalih menghormati ibu,
mereka hanya memanfaatkannya untuk
bisnis dan marketing berbagai hadiah di
pasar. Sakralitas gereja telah berubah menjadi ajang marketing pasar.
Anna Jarvis menyesal, “Saya berharap
bahwa saya tidak memulai hari ini, karena
ia telah keluar dari kendalinya.”
Anna mengerahkan sisa hidup dan hartanya untuk mengembalikan hari yang
telah disesalinya itu. Dengan semua kemarahannya. Tapi tanpa hasil. Bahkan
disebutkan bahwa ia ditangkap tahun
1948 gara-gara demo atas keruhnya hari
ibu, dia dianggap mengganggu kesalamatan.
Maaf, apa istimewanya sejarah hari ibu di
atas?
Bermula dari pembagian bunga dan hanya
berujung pada penjualan bunga.
Bermula dari gereja berujung penyesalan. Dan
akhirnya penangkapan
Maaf, apa istimewanya?
Cermatilah semua peringatan yang mereka buat. Tak jauh dari suasana seperti itu.
Perlahan tapi pasti, peringatan seperti ini
mulai memasuki tubuh muslimin yang tak
lagi mempunyai pertahanan kokoh.
Termasuk negeri ini. Kita lupa kalau kita ini
muslim. Tak memerlukan sebuah hari di
mana kita menghormati dan berbakti
kepada ibu kita.
Karenanya,
Maaf ibu
Tak ada bunga untukmu
Tidak kartu tak pula makanan
kesukaanmu
Hanya di hari ibu
Karena aku sadari sepenuhnya
Kaulah segalanya
Tempatmu hanya sederajat di bawah Allah dan Rasul-Nya
Tiga kali lipat di atas ayah kau lebih mulia
Surga ada di bawah telapak kakimu
Kau pintu surga anak-anakmu
Makhluk yang paling berhak terhadap diriku adalah dirimu
Perintah Al-Quran untuk bakti hanya
menyebut jasamu
Al Adabul Mufrod karya Al Bukhari
membuka dengan bab tentangmu
Doa ampunan dan kasih sayang selalu
terkirimkan untukmu
Setelah amal dan dalam sujud panjangku
selalu kado doa untukmu
Bahkan,
Bakti kepadamu tak terhenti setelah tiadamu
Untuk mengantar yang terbaik hingga
peristirahatan indahmu
Untuk semua janji, kewajiban, dan wasiatmu
Untuk saudara dan kerabatmu
Untuk teman baikmu
Karena seluruh hidupku untukmu,
di setiap hela nafasku
Sadar, tawaf menggendongmu tak mampu membalas setetes air susumu
Dan,
Karena bakti tak Mengenal Hari
# setiap hari.. adal[disingkat oleh WhatsApp]