Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

DUA JAWABAN UNTUK MENOLAK BID'AH HASANAH

DUA JAWABAN UNTUK MENOLAK BID'AH HASANAH
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭ ﺻﺤﺒﻪ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ , ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :
Bid’ah hasanah yaitu menganggapnya suatu kebaikan dan membolehkan adanya bid’ah [hal-hal baru dalam agama yang tidak ada tuntunannya dari syariat, dianggap sebagai ibadah dan terus-menerus dilakukan dengan cara, waktu, tempat yang sama]. Contoh bid’ah adalah yasinan dan maulid.
Jawaban Pertama :
Hadist yang dibaca sangat sering dibaca, dibaca saat khutbah jumat dan nikah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallaam bersabda :
ﻛُﻞُّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻝَ
“Setiap bid’ah adalah sesat” [HR. Muslim no. 867]
Bagaimana dengan perkataan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika mengumpulkan sholat tarawahih berjama’ah satu imam?,
ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﺒِﺪْﻋَﺔُ ﻫَﺬِﻩِ
“Sebaik-baik bid’ah adalah ini.” (HR. Bukhari no. 2010)
Kita katakan : nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi was sallaam atau Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu?, siapa yang harus kita ikuti? Jelas harus mengikuti nabi kita.
cukuplah perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
ﻳُﻮْﺷِﻚُ ﺃَﻥْ ﺗَﻨْﺰِﻝَ ﻋَﻠَﻴﻜُْﻢ ْﺣِﺠَﺎﺭَﺓٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ , ﺃَﻗُﻮْﻝُ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺗَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ : ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮْ ﺑَﻜْﺮٍ ﻭَﻋُﻤَﺮ
“Hampir saja kalian akan dihujani batu dari langit. Aku katakan : Rasulullah bersabda demikian lantas kalian membantahnya : Tapi Abu Bakar dan Umar berkata demikian?!” [HR. Ahmad 1/337 dan Al-Khatib dalam Al-Faqih wal Mutafaqqih 1/145, shahih]
Dan juga mengenai perkataan Umar bin Khattab radhyiallahu ‘anhu ada dua jawaban :
1. bagi yang sudah belajar bahasa Arab, maka pahamlah ia bahwa kata “bid’ah” dalam perkataan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah makna bahasa yaitu sesuatu yang baru dan tidak pernah ada sebelumnya.
Contohnya : ada sepeda model baru dan canggih, maka orang arab akan berkata [ ﻫﺎﺫﻩ ﺑﺪﻋﺔ ] “hadzihi bid’ah” , “ini adalah bid’ah”.
2. Jelas maksud Umar bin Khattab radhyiallahu ‘anhu bukan bid’ah secara syariat, karena perbuatan beliau telah ada contohnya sebelumnya dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was sallaam, sholat berjamaah dibelakang beliau para sahabat, dan tambah banyak setiap malam, sehingga beliau khawatir dianggap wajib oleh para sahabat.
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻬﺎَ : ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﺻَﻠَّﻰ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ
ﺫَﺍﺕَ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺑِﺼَﻼَﺗِﻪِ ﻧَﺎﺱٌ ﺛُﻢَّ ﺻَﻠَّﻰ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘَﺎﺑِﻠَﺔِ ﻓَﻜَﺜُﺮَ ﺍﻟْﻨَّﺎﺱُ ﺛُﻢَّ ﺍﺟْﺘَﻤَﻌُﻮﺍ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟﺜَّﺎﻟِﺜَﺔِ ﺃَﻭِ ﺍﻟﺮَّﺑِﻌَﺔِ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺨْﺮُﺝْ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ
ﺃَﺻْﺒَﺢَ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺪْ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺻَﻨَﻌْﺘُﻢْ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﻤْﻨَﻌْﻨِﻲ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨُﺮُﻭْﺝِ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ
ﺇِﻻَّ ﺃَﻧِّﻲ ﺧَﺸِﻴْﺖُ ﺃَﻥْ ﺗُﻔْﺮَﺽَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲ ﺭَﻣَﻀﺎَﻥَ . ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ .
“Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata : ‘Pada suatu malam Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was sallaam shalat di masjid. Ada beberapa orang yang turut shalat bersama beliau, kemudian datang satu qabilah juga turut shalat bersama beliau. Jumlah orang yang shalat bersama beliau menjadi semakin bertambah. Kemudian, pada malam ketiga atau keempat banyak orang berkumpul menunggu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was sallaam, tetapi beliau tidak keluar (shalat) bersama mereka. Ketika tiba waktu pagi beliau bersabda : ‘Sesungguhnya aku melihat apa yang telah kamu lakukan, maka apa yang mencegah aku keluar ialah aku takut sekiranya perkara ini diwajibkan atas kalian.’ Beliau bersabda : ‘Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan.’” (HR. Muttafaqun Alaih).
Jawaban 2:
Memahami dengan benar [ ﺍﻟﻤﺼﺎﻟﺢ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﺔ ] “al-masholihul mursalah”
Yang mendukung bid’ah hasanah kurang paham, sehingga mengiranya adalah bid’ah. Memang keduanya hampir mirip yaitu sama-sama kelihatannya hal yang baru dalam agama. Tetapi hakikatnya al-masholihul mursalah ada dalilnya dalam syariat. Bagi yang belum belajar ushul fiqh kami akan sajikan dengan bahasa yang mudah.
Perbedaaanya adalah pada al-masholihul mursalah :
1. Saat itu belum ada tuntutan untuk dilaksanakan pada zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was sallaam
2. Jika tidak dilakukan, maka akan merusak lima [ ﻣﻘﺎﺻﺪ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ] “maqosidus syariat”, yaitu tujuan syariat manjaga agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta. Dilakukan pada perkara duniawi atau sebagai sarana dan biasanya hanya satu-satunya jalan yang harus ditempuh.
contoh al-masholihul mursalah : ilmu nahwu dan shorof bahasa Arab.
Jelas di zaman Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi was sallaam belum ada Ilmu ini. Ini hal yang baru tidak pernah diajarkan oleh beliau. Jawabannya mari kita jabarkan sesuai dua point diatas.
1. Saat itu belum ada tuntutan menyusun ilmu nahwu dan shorof bahasa Arab karena saat itu kaum muslimin sangat mahir bahasa arab dan juga islam belum terlalu menyebar luas di kalangan non-Arab. Jadi belum perlu ilmu ini.
2. Jika tidak dilakukan, ketika itu zaman Ali radhiyallahu ‘anhu maka orang non-Arab banyak yang salah membaca Al-Quran [saat itu tulisan arab gundul, baik titik dan harakatnya]. Orang Arab pun bisa salah, karena bahasa Arab saat itu sudah tercemar dan tercampur dengan bahasa pendatang. Hal ini bisa merusak agama.
Bandingkan dengan yasinan :
1. Jika memang ibadah, maka sudah dituntut utk dilakukan dizaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi was sallaam. Maka beliau tinggal berkumpul tiap jumat malam membaca surat Yasin bersama para sabahat. Tetapi tidak ada satupun riwayat mengenai hal ini.
2. Jika kita tidak melakukan Yasinan, maka tidak ada yang rusak dari lima maqosidus syariat.
Wallaahu a'laam...
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita diatas sunnah Nabi Shollallaahu 'Alaihi Wa Sallaam dan Tidak berbicara agama dengan menggunakan Akal dan Hawa Nafsu melainkan dg Dalil Yang Shohih.

Terima kasih telah membaca artikel tentang DUA JAWABAN UNTUK MENOLAK BID'AH HASANAH di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

  • Awas Radikalisme Sekuler
  • Apa Benar Umat Islam Tidak Lagi Umat Pemaaf?
  • PUASA RAJAB
  • KESALAHAN LOGIKA
  • AL-GHAZALI, PERANG SALIB, DAN KEBANGKITAN ISLAM
  • Memilih Takdir Kepemimpinan (Taushiyah Ustad Anis Matta pada Rakernas KA-KAMMI)
  • INDAHNYA TAGHOFUL
  • CARA MENGHILANGKAN EGO (KE-AKU-AN)
  • Sembilan Adab Menjadi Orang Kaya
  • Pahlawan Kaum Muslimin
  • Artikel terkait :

    Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com