RAHASIA DULLES (CIA)"OBOK-OBOK" INDONESIA SEJAK LAMA
Oleh Harry Bhaskara
Sering orang bertanya, apakah kekayaan alam merupakan berkah atau kutukan? Bagi Greg Poulgrain tampaknya lebih merupakan kutukan. Mengapa?
Menurut Poulgrain, dosen Sejarah Politik Indonesia di Universitas Sunshine Coast, di utara Brisbane, Australia, kekayaan alam Papua menjadi pusaran maut yang merenggut nyawa Presiden Amerika Serikat John F Kennedy, menjatuhkan Presiden Soekarno, dan melahirkan rezim militer di Indonesia. Poulgrain menambahkan, pembunuhan Dag Hammarskjold, Sekretaris Jenderal PBB, pada tahun 1961, juga terkait dengan Papua. Kendali ”kutukan” berada di tangan mantan Kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) Allan Dulles yang dikenal dekat dengan Raja Minyak Rockefeller dan pejabat departemen pertahanan AS.
Mengapa Hammarskjold? Itu karena ia sedang merencanakan sebuah program ekonomi untuk membantu rakyat Papua. Kalau rencana ini berhasil, Dulles akan batal mengobok-obok Indonesia untuk menguasai gunung emas di Papua. Untuk itu, Dulles berusaha agar Belanda keluar dari Netherlands New Guinea (sekarang Papua).
EMAS PAPUA
Selain riset berpuluh tahun, Poulgrain juga menemui pelaku sejarah, termasuk Jean Jacques Dozy, ahli geologi Belanda yang pertama kali menemukan emas pada tahun 1936. Kedua gunung ini sejak pertengahan 1960-an digarap perusahaan AS yang kini bernama Freeport Indonesia. Dua puluh tahun setelah penemuan Dozy, barulah ia bersaksi bahwa yang ia temukan adalah gunung emas, bukan gunung tembaga. Selain Dozy, Poulgrain juga menemui mantan Menteri Luar Negeri Belanda Joseph Lunz yang terlibat langsung dalam proses terlepasnya Papua dari Belanda.
Bab pertama berkisah tentang penemuan Ertsberg yang merupakan tambang emas terbesar di dunia dan Grassberg yang ternyata lima kali lebih besar. Penemuan rahasia ini membalut politik luar negeri Belanda dan AS terhadap Indonesia, termasuk sengketa Irian Barat selama 13 tahun, dan strategi Dulles merebut tambang ini.
Bab kedua mengungkap rencana Kennedy ke Jakarta pada awal 1964 untuk menghentikan konfrontasi Indonesia dengan Malaysia. Namun, tanpa sadar, rencananya bertentangan dengan rencana Dulles yang bernafsu mendongkel Soekarno, sementara Kennedy ingin mempertahankan Soekarno. Pertentangan strategi ini dibahas di bab ketiga ditambah ulasan tentang hubungan Dulles dengan sahabatnya, George de Mohrenschildt, seorang pengusaha minyak.
Bab keempat berkisah tentang para komandan militer di Sumatera Tengah dan Sulawesi Utara yang mendeklarasikan pembentukan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia-Permesta tahun 1958 dengan tujuan menggulingkan Soekarno. CIA membantu pemberontakan ini melalui operasi terbesar kedua sesudah Vietnam. Dulles mencapai tujuannya memancing Jakarta untuk bereaksi dan membuat militer Indonesia dikendalikan dari pusat untuk pertama kali.
Dulles melihat proses ini sebagai kesempatan untuk mengusir Belanda dari Netherlands New Guinea dan membuka jalan untuk menjatuhkan Soekarno. Walau operasi CIA ini dinilai ”gagal”, sebenarnya pemberontakan ini hanya sebuah rekayasa untuk membidani lahirnya rezim militer di Indonesia.
Dulles memelintir tuntutan bagi hasil yang lebih adil antara pusat dan daerah menjadi ”pemberontakan”. Konfrontasi dengan Malaysia tak terlepas dari tangan Dulles untuk menghancurkan ekonomi Indonesia, sebuah kondisi untuk menggulingkan Soekarno. Dulles juga menciptakan program pelatihan besar-besaran perwira Indonesia di AS sejak 1957. Ketika Soekarno digulingkan tahun 1965, dua pertiga perwira Indonesia telah mendapat pelatihan di AS.
Bab kelima menjelaskan program ”Plan of Action” Kennedy itu untuk membendung pengaruh komunis yang makin menguat. Namun, program ini gagal menembus Kongres AS karena dihalang-halangi Dulles. Dulles bahkan memperingatkan Kennedy untuk membatalkan programnya, tetapi Kennedy tetap bertekad melakukannya. Dan ketika semua jalan menghadapi kebuntuan, Kennedy memutuskan untuk datang ke Jakarta.
Jika Kennedy jadi ke Jakarta, menurut Poulgrain, rencana Dulles mendongkel Soekarno akan gagal. Soekarno akan menjadi presiden seumur hidup dan perkembangan Indonesia ataupun Asia Tenggara akan menjadi lain sama sekali. Sampai ia tertembak November 1963, Kennedy tak pernah tahu tentang gunung emas di Papua.
KENNEDY VS DULLES
Tertembaknya Kennedy merupakan puncak konflik antara presiden muda AS yang brilian melawan Dulles yang sudah menjadi intel ketika Kennedy lahir. Konflik yang menggariskan nasib bangsa Indonesia selama berpuluh tahun ke depan ini tecermin dari judul buku (intervensi yang membawa penderitaan yang berkepanjangan) karena memakan korban jiwa luar biasa besarnya dan penderitaan tak terperikan.
Menurut Poulgrain, Kennedy tak percaya pada cap yang ada pada diri Soekarno bahwa ia seorang komunis. Poulgrain mencatat yang dikatakan Soekarno kepada Kennedy bahwa hanya 10 persen dari sekitar dua juta anggota PKI yang komunis, sisanya adalah nasionalis.
Selepas tahun 1965 narasi politik Indonesia berubah drastis. Kebebasan berpendapat dikekang, Pemerintah Orde Baru menelurkan interpretasi tunggal sejarah. Minat pada sejarah turun ke titik nadir, padahal untuk berkiprah hari ini kita harus tahu yang terjadi kemarin.
Buku Poulgrain tidak hanya mengisi kekosongan ini, tetapi juga memberi perspektif baru pada sejarah Indonesia sejak tahun 1936. Selama 50 tahun, misalnya, pemberontakan 1958 masih dilihat sebagai upaya daerah untuk keluar dari negara kesatuan. Padahal, ini hanya rekayasa Dulles. Di sinilah letak keunggulan buku ini.
Penggelapan sejarah dan kebohongan publik terjadi di mana-mana, termasuk AS. Semua terbingkai dalam kerangka Perang Dingin ketika AS berusaha memengaruhi Indonesia dari tarikan kuat Beijing dan Moskwa.
Selain enak dibaca, kegigihan pengarangnya menggali bukti sejarah menjadikan buku ini bak novel detektif. Bahwa peristiwa G30S tidak disinggung, walau sepintas, merupakan kekurangan buku ini sebab apabila kita merunut alur analisis Poulgrain, mestinya strategi Dulles juga bermu[d[truncated by WhatsApp]
Salah satu program Perguran Energi Alam Semesta adalah
mengundang Uncle Victor Yen sudah terkenal sebagai pakar tui shou. Berikut
liputan workshop beliau selama 2 hari
Dapatkan informasi seputar beladiri di sini
Terima kasih telah membaca artikel tentang RAHASIA DULLES (CIA)"OBOK-OBOK" INDONESIA SEJAK LAMA di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.