Muhammad. Nama anak pertamaku yang hari ini berulang tahun. Istimewa. Karena itu juga nama seorang Nabi akhir zaman. Seorang Nabi yang mampu merencanakan kebaikan, terlebih karena beliau memulainya dari diri sendiri. Jika anda semua sepakat bahwa amal shalih adalah amal yang berkualitas, maka tentu ada kriterianya. Terlebih lagi jika kita sepaham bahwa amal yang shalih membawa kebaikan untuk seluruh makhluq dan alam.
Dalam drama perjanjian Hudaibiyah yang sangat terkenal, Rasulullah SAW menyebut dirinya "hanya" Muhammad bin Abdullah, tanpa sebutan kemulian beliau, Rasulullah. Penyebabnya adalah keberatan Shuhail bin Amr utusan kaum kafir Quraisy, yang berkata, "Kalau kami mengakui anda sebagai Nabi, untuk apa kami menghalangi anda ke Baitullah dan berperang melawan anda!" Sang Nabi yang buta huruf ini memerintahkan pada Ali bin Abi Thalib ra untuk menghapus sepenggal kata "Rasulullah" tersebut. Ali menolak, tidak sanggup beliau melihat manusia yang agung ini mengalah pada kaum musyrik. Beliau lalu meminta pada Ali untuk menunjukkan di mana kata "Rasulullah" dan menghapusnya sendiri.
Di segmen lain setelah mengumumkan perjanjian yang menurut kaum muslimin amat merugikan ini, beliau memerintahkan pada para sahabatnya untuk melakukan menyembelih hewan quraban dan "Tahalul". Sebagaimana yang diketahui Qurban dan ritual potong rambut ini adalah bagian dari rangkaian ibadah haji atau umroh dan kaum muslimin berangkat ke Makkah untuk tujuan ini. Para sahabat yang biasanya amat sangat taat pada Sang Nabi yang mulia ini tidak bergeming untuk mengerjakannya. Terlalu kecewa, sedih dan geram penyebabnya. Tidak ada dalam kamus hidup mereka untuk mengalah pada kebathilan.
Sang Nabi pun menjadi demikian gundah gulana, tidak kuasa melihat kekecewaan dari raut wajah para sahabat. Namun lebih menyayat hati Beliau adalah kebisuan mereka terhadap perintah kebaikan yang disabdakan. Tidak pernah dalam sejarah beliau sebagai Nabi mengalami penolakan dalam bentuk massiv seperti yang ditunjukkan hari itu.
Sang Rasul yang mulia masuk ke kemahnya, menemui seorang wanita luar biasa, Ummu Salamah. Isterinya. Isteri yang saat beliau nikahi membawa 4 orang anak yatim ini melihat kekecewaan pada raut wajah suami tercinta. Ummu Salamah tahu sebabnya. Beliau menyampaikan suatu pesan yang membuat beliau begitu terkenal hingga saat ini. Istimewanya karena nasehat ini ditujukan pada lelaki yang berjuluk Rasulullah SAW, satu-satu manusia saat itu yang dijaga Allah SWT dari kesalahan. Ummu Salamah berkata, "Kau ingin mereka melaksanakan perintahmu? Keluarlah dan diamlah. Sembelihlah hewan qurbanmu, panggil tukang cukurmu dan bercukurlah!" Singkatnya, "Mulailah dari dirimu."
Nasehat ini menyentak Sang Nabi. Beliau keluar dari tendanya, menyembelih sendiri hewan qurbannya dan menyuruh tukang cukurnya memangkas rambut Beliau. Para sahabat satu per satu memperhatikan tingkah laku Sang Utusan Allah. Tanpa banyak bertanya para sahabat yang sejatinya amat mencintai Sang Nabi tergesa mengikuti perilaku beliau. Riuh rendah tanah yang bernama Hudaibiyah dengan suara manusia-manusia yang digelari "Umat terbaik" (1) ini. Berusaha paling terdepan mengerjakan kebaikan, merasa malu terlambat mendapat keutamaan. Begitulah adanya mereka, umat yang "Bersegera dalam kebaikan" (2)
Sobat... Menjadi Nabi saja tidaklah cukup agar orang-orang mengikuti beliau. Legitimasi langit tidak banyak bermanfaat saat Rasulullah menitahkan kebaikan pada para pengikutnya. Sebabnya sederhana. Beliau harus memulai dari dirinya sendiri. Kebaikan belumlah menjadi kebaikan jika belum dilakukan. Jika hari ini belum ada kebaikan yang kita torehkan, bersegeralah.
Pada malam Jum'at yang penuh dengan keberkahan ini, mari kita perbanyak shalawat pada Beliau SAW. Shalawat yang selalu mengingatkan kita betapa butuhnya dunia ini pada seorang pembimbing menuju kebaikan abadi.
Allahumma shalli wa sallim wa baarik 'alaa nabiyyanaa Muhammad. wa 'alaa aalihii wa shahbihi ajma'in.
(1) QS. Ali Imran : 110
(2) QS. Al Anbiya' : 90
Terima kasih telah membaca artikel tentang Merencanakan Kebaikan (3) di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.