Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com
Powered by Blogger.

MERAKYAT

Entah mengapa saya sangat tidak suka dengan kata itu.

Apalagi jika dikaitkan dengan pemimpin. "Pemimpin harus merakyat." "Anggota dewan harus merakyat, jangan tidur waktu ngomongin soal rakyat."

Ada yang salah dengan kata merakyat. Merakyat adalah proses terjun ke masyarakat, menjadi istimewa karena penguasa tidak terlalu banyak waktu untuk melakukan itu. Stigma lainnya yang lain adalah pemimpin harus dilayani dan terlayani dengan baik. Oleh siapa? Tentu saja oleh bawahannya yang nota bene adalah rakyat jelata. Realitanya tidak semua rakyat mau menjadi anak buah sang pemimpin yang, namun menjadi antek-antek penguasa membuka saluran "berkah" bagi mereka. Berkah yang sebenarnya remah-remah roti yang jatuh dari meja makan penguasa ini saja mampu membuat rakyat jelata segan, apalagi sang penguasa. Kroconya penguasa saja sudah membuat rakyat terperangah apalagi bossnya.. Lapisan kebagian berkah ini pada satu titik diperlukan oleh penguasa untuk menghunjamkan hegemoni kekuasaannya dan secara natural tercipta "kelas" dalam masyarakat. Hal ini membuat posisi penguasa sedemikian agung untuk hanya sekadar menyapa rakyatnya, apalagi jika sampai terlibat di dalam kegiatan kemasyarakatan. Jika ada pemimpin yang melakukan itu maka ia melakukan sesuatu diluar kelaziman. Kelaziman penguasa adalah dihormati, ditaati dan dilayani. Pemimpin yang berlaku di luar kelaziman itu yang kemudian disebut merakyat. Apakah merakyat menjadi salah? Setidaknya saya menemukan 3 jenis merakyat:

1. Merakyat ala Qarun, yang menyengaja turun ke masyarakat untuk memperlihatkan kekayaan dan kejayaannya, kalau bahasa orang betawi petentang pententeng. Merakyatnya Qarun diabadikan dalam al Quran Surat al Qashash ayat 76-80:

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ (٧٦) وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (٧٧) قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ (٧٨) فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ      (٧٩) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ (٨٠

Terjemah Surat Al Qashash Ayat 76-80
76. Sesungguhnya Karun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.”
77. Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi jangan lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
78. Dia (Karun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.
79. Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”
80. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.”

Qarun menunjukkan kekayaan bukan lagi dengan berpenampilan atau berkendaraan mewah lagi, maqamnya dia adalah jalan-jalan sambil membawa kunci2 gudang hartanya yang dibawa dan dikawal oleh bodyguard. Apa maksud Qarun jalan-jalan sambil membawa kunci-kunci hartanya selain show off? Bayangkan pula apa yang tertanam di benak bani israil saat melihat kejayaan itu selain keterperangahan dan ingin seperti Qarun.

 "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”

Untuk para motivator hal ini dinamakan modelling dan ini pula sebabnya mengapa rata-rata orang yang terjun ke dunia motivasi pasti menunjukkan "jejak-jejak keberkahan" pada dirinya. Tujuannya adalah duplikasi kesuksesan dengan mengikuti jalan yang telah teruji sukses. Namun lebih dari itu pesan yang sebenarnya ingin ditunjukkan Qarun adalah, "Jangan coba-coba melawan penguasa, anda tidak akan sukses, lebih baik terus menjadi sekrup dari mesin besar feodalisme Fir'aun dan jika beruntung dan bekerja keras suatu hari nanti anda bisa seperti saya.."

Jelasnya ini adalah merakyat ala feodal yang bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan, yang ketika turun ke masyarakat pun kakinya tidak pernah menyentuh tanah karena selalu memakai selop dan bahkan duduk di atas tandu, kepalanya tidak pernah kepanasan karena selalu bermahkota dan dipayung ke mana ia melangkah, selalu terlindungi keris sakti di pinggang dan pengawal bertombak. Dan ini sebabnya selop, mahkota/payung dan keris selamanya menjadi lambang feodalisme. Tidak menginjak tanah, dipilih langit dan dilindungi senjata adiluhung adalah filosofinya.


2. Adapula turun ke masyarakat untuk mengetahui detail persoalan, memastikan program yang telah dicanangkan dilaksanakan dengan baik, menyerap aspirasi rakyat dan memastikan bahwa diri sendiri tidak melakukan kezhaliman pada hak-hak rakyat yang sejatinya adalah kewajiban dan kebutuhan pemimpin, karena tiap pemimpin pasti memiliki target capaian yang harus diselesaikan dan tentunya harus termonitor. Merakyat seperti ini adalah tugas fungsional seorang pemimpin. Tanpa turun ke masyarakat, penguasa hanya diposisikan agar cukup merasa puas membaca laporan manipulatif dari para bawahan yang sebenarnya memiliki agenda kekuasaan dan penguasaan sumber daya ekonomi yang lain.

Kisah-kisah seputar Umar bin Khatthab yang gemar blusukan tapi tidak ketahuan rakyatnya sehingga tahu ada janda yang memasak batu untuk menidurkan anak-anaknya yang kelaparan atau seorang gadis yang melarang ibunya mencampurkan susu dengan air atau bahkan keluhan seorang istri yang sudah terlalu lama ditinggal suaminya pergi berjihad. Blusukan ini melahirkan tindakan-tindakan heroik seperti memanggul sendiri gandum dari baitul maal ke rumah janda beranak banyak tersebut. Untuk kasus kedua, beliau memerintahkan 'Ashim bin Umar yaitu anak beliau sendiri untuk melamar anak gadis itu. Pilihan yang tepat karena nantinya dari pernikahan ini lahirlah seorang anak perempuan yang bernama Ummu 'Ashim Lalila binti 'Ashim yang kemudian menikah dengan salah seorang penguasa Bani Umayyah yang bernama Abdul Aziz bin Marwan dan beliau adalah ayah dari Umar bin Abdul Aziz yang banyak dianggap ulama sebaga Khalifah ke-5. Sedangkan kasus ke-3 membuat Sang Khalifah berkonsultasi dengan anaknya yang juga istri Rasulullah SAW yaitu Hafshah binti Umar ra dan membuat kebijakan pergantian pasukan yang sudah bertugas lebih dari 3 bulan.

Sungguh luar biasa, blusukan yang lahir dari ketakutan akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah nanti di hari pembalasan. Hasilnya adalah kewaspadaan diri, kebijakan dan bahkan pernikahan.

3. Ada juga merakyat diartikan dengan berprilaku seperti rakyat, berusaha mencitrakan diri dekat dengan rakyat dengan memakai simbol-simbol rakyat. Penguasa masa lalu ada yang rutin mengadakan pertemuan petani, turun ke sawah juga dan bahkan memakai topi caping. Penguasa di masa sekarang ada juga yang berperilaku kurang lebih seperti itu, pura-pura jadi tukang tambal ban, jadi tukang becak dan bahkan secara demonstratif pergi ke lembaga negara memakai bajaj. Ada juga yang tiap hari tertentu memasyarakatkan pemakaian angkutan kota, naik KRL, naik ojek ke gedung dewan, makan di warteg dll. Bagi yang menyukai tontonan ini menarik.

Bagi saya ini adalah pembohongan publik. Sudah jelas-jelas dia bukan petani, bukan pula tukang tambal atau tukang becak buat apa berperilaku sesuatu yang tidak akan dijalaninya sehari-hari. Jika ia penguasa, maka tunjukkan bahwa dia penguasa yang adil, bukan penguasa artis dadakan yang memerankan peran rakyat. Jika ada orang merasa senang dengan tontonan ini, saya jujur jijik. Kalaupun ia memang seorang tukang tambal ban yang kemudian dipilih menjadi penguasa, maka dual profesi seperti ini bukan pilihan yang baik. Tugas penguasa adalah membuat, menjalankan dan mengontrol kebijakan yang dibuat untuk kesejahteraan rakyat bukan jadi tukang tambal ban. Bukan berarti menjadi tukang ban tidak baik, namun dual profesi seperti ini akan menciptakan ketidakfokusan dan kezhaliman.

Kesimpulan
Apapun motivasinya selain fungsional, merakyat adalah proses yang dilakukan oleh manusia yang tidak merasa dirinya rakyat. Rakyat tidak perlu merakyat, yang perlu melakukan proses merakyat adalah mereka yang bukan rakyat. Singkatnya merakyat itu adalah produk feodalisme dan aristokrat untuk makin menegaskan kasta penguasa dan yang dikuasai. Antara kasta pelayan dan yang dilayani. Merakyat adalah hadiah psikologis dari kasta ksatria pada sudra yang sudah cukup senang ditepuk-tepuk pundaknya, digendong-gendong anaknya.. Jadi... Selamat merakyat bung..!
Terima kasih telah membaca artikel tentang MERAKYAT di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com