Ketika Nabi SAW melihat keganasan kaum musyrik kian hari kian bertambah keras, sedangkan beliau tidak dapat memberikan perlindngan kepada kaum Muslim, beliau berkata kepada mereka, "Alangkah baiknya jika kamu dapat berhijrah ke negeri Habasyah karena di sana terdapat seorang raja yang adil sekali. Di bawah kekuasaannya, tidak seorang pun boleh dianiaya. Karena itu, pergilah kamu ke sana sampai Allah memberikan jalan keluar kepada kita karena negeri itu adalah negeri yang cocok bagi kamu."
Akhirnya, berangkatlah kaum muslimin ke negeri Habasyah demi menghindari fitnah dan lari menuju Allah dengan membawa agama mereka Hijrah ini merupakan hijrah pertama dalam Islam. Di antara kaum muhajir yang terkekmuka adalah Utsman bin Affan beserta istrinya Ruqayyah binti Rasulullah SAW, Abu Hudzaifah beserta istrinya, Zubair bin Awwam, Mush'ab bin Umair, dan Abdurraman bin Auf. Sampai akhirnya para sahabat Rasulullah SAW sebanya delapan puluh lebih berkumpul di Habasyah. (Inilah yang benar sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hisyam di dalam Sirah-nya I/33 dan Fathul Bari, 7/130)
Ketika kaum Quraisy mengetahui peristiwa ini, mereka segera mengutus Abdullah din Abi Rabi'ah dan Amr bin Ash (sebelum masuk Islam) menemui Najasyi dengan membawa berbagai macam hadiah. Hadiah-hadiah ini diberikan kepada Sang Raja, para pembantu dan pendetanya dengan harapan agar mereka menolak kehadiran kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada kaum musyrik Makkah.
Ketika kedua utusan ini berbicara kepada Najasyi tentang kaum muhajir tersebut -sebelumnya kedua utusan ini telah melobi para pembantu dan uskupnya seraya menyerahkan hadiah yang dibawanya dari Makkah- ternyata Najasyi menolak untuk menyerahkan kaum Muslimin kepada kedua utusan tersebut sebelum dia menanyai mereka tentang agama baru yang dianutnya. Kaum Muslimin dan kedua utusan tersebut kemudian dihadapkan kepada Najasyi. Raja Najasyi bertanya kepada kaum Muslim, "Agama apakah yang membuat kamu meninggalkan agama yang dipeluk oleh masyarakat kamu dan kamu tidak masuk ke dalam agamaku dan agama lainnya?"
Ja'far bin Abi Thalib, selaku juru bicara kaum Muslim menjawab, "Baginda Raja, kami dulu adalah orang-orang jahiliyah, menyembah berhala, memakan bangkai, berbuat kejahatan, memutuskan hubungan persaudaraan, berlaku buruk terhadap tetangga dan yang kuat menindas yang lemah. Allah kemudian mengutus seosrang Rasul kepada kami, orang yang kami kenal asal keturunannya, kesungguhan tutur katanya, kejujuran dan kesucian hidupnya. Ia mengajak kami supaya mengesakan Allah dan dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun juga. Ia memerintahkan kami supaya berbicara benar, menunaikan amanat, memelihara persaudaraan, berlaku baik terhadap tetangga, menjauhkan diri dari segala perbuatan haram dan pertumpahan darah, melarang kami berbuat jahat, berdusta dan memakan harta milik anak yatim. Ia memerintahkan kami supaya shalat dan berpuasa. Kami keudian beriman kepadanya, membenarkan semua tutur katanya, menjauhi apa yang diharamkan olehnya dan menghalalkan apa yang dihalalkan bagi kami. Karena itulah kami dimusuhi oleh masyarakat kami. Mereka menganiaya dan menyiksa kami, memaksa kami supaya kami meninggalkan agama kami dan kembali menyembah berhala. Ketika mereka menindas dan memperlakukan kami dengan sewenang wenang dan merintangi kami menjalankan agama kami, kami terpaksa pergi ke negeri Baginda. Kami tidak menemukan pilihan lain kecuali Baginda dan kami berharap tidak akan diperlakukan sewenang-wenang di negeri Baginda."
Najasyi bertanya, "Apakah kamu dapat menunjukkan kepada kami sesuatu yang dibawa Rasulullah SAW dari Allah?"
Ja'far menjawab, "Ya". Ja'far lalu membaca surat Maryam, mendengar firman Allah itu Najasyi berlinang air mata. Najasyi lalu berkata, "Apa yang engkau baca dan apa yang dibawa oleh Isa sesungguhnya keluar dari pancaran sinar yang satu dan sama."Najasyi kemudian menoleh kepada kedua orang utusan kaum musyrik seraya berkata, "Silahkan kalian berangkat pulang. Demi Allah mereka tidak akan kuserahkan kepada kalian."
Keesokan harinya utusan kaum musyrik itu menghadap Najasyi. Kedua utusan itu berkata kepada Najasyi, "Wahai Baginda Raja, sesungguhnya mereka menjelek-jelekkan Isa putra Marya. Panggillah mereka dan tanyakanlah pandangan mereka tentang Isa." Mereka kemudian dihadapkan sekali lagi kepada Najasyi untuk ditanyakan tentang pandangan mereka terhadap Isa as. Ja'far menerangkan "Pandangan kami mengenai Isa sesuai dengan apa yang diajarkan kepada kami oleh Nabi kami, yaitu bahwa Isa adalah hamba Allah, utusan Allah, ruh Allah dan kalimat-Nya yang diturunkan kepada perawan Maryam yang sangat tekun bersembah sujud."
Najasyi kemudian mengambil sebatang lidi yang terletak di atas lantai kemudian berkata, "Apa yang engkau katakan tentang Isa tidak berselisih kecuali hanya sebesar lidi ini."
Najasyi kemudian mengembalikan barang-barang hadiah dari kaum musyrik Quraisy kepada kedua utusan itu. Sejak saat itulah kaum muslimin tinggal di Habasyah dengan tenang dan tenteram. Sementara itu kedua utusan Quraisy itu kembali ke Makkah dengan tangan hampa.
Setelah beberapa waktu tinggal di Habasyah sampailah kepada mereka berita tentang masuk Islamnya penduduk Makkah. Mendengar berita ini, mereka segera kembali ke Makkah hingga ketika sudah hampir masuk kota Makkah, mereka baru mengetahui bahwa berita masuk tersebut tidak benar. Karena itu, tidak seorang pun dari mereka yang masuk Makkah kecuali dengan perlindungan (dari salah satu tokoh) atau dengan sembunyi-sembunyi. Mereka seluruhnya berjumlah tiga puluh orang, di antara mereka yang masuk Makkah dengan "perlindungan" ialah Utsman bin Maz'un, ia masuk dengan jaminan perlindungan dari al Walid ibnul Mughirah dan Abu Salamah dengan jaminan perlindungan Abu Thalib.
Disalin dari:
Sirah Nabaiwiyah : Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di
Masa Rasulullah SAW, karya: DR. Muhammad Sa'id Ramadhan al Buthy.
Rabbani Press. Cetakan ke-13. Maret 2008. Hal 108-110
Sebagai bahan perbandingan dapat dirujuk pula ke situs:
http://almanhaj.or.id/content/1802/slash/0/sambutan-raja-najasyi-terhadap-kaum-muslimin/
Sebagian orang mempelajari beladiri untuk bisa melindungi
diri dari kejahatan, ada pula karena alasan kesehatan, ada pula yang Cuma
sekadar ingin cari teman dan relasi. Apa sebenarnya tujuan belajar dan berlatih
beladiri? Dapatkan jawabannya di tulisan berikut:
Dapatkan informasi seputar beladiri di sini
Terima kasih telah membaca artikel tentang SIRAH - HIJRAH KE HABASYAH - TEKS SEJARAH DAN HADITS di blog Tadabbur Kubur Takabbur jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.